Setelah Gagal di Gaza, Israel Serang Tepi Barat dan Membuat 884 Warga Palestina Meninggal Dunia

Kamis 30 Jan 2025, 18:29 WIB
Pasukan pendudukan Israel secara paksa mengusir warga Palestina dari rumah mereka di kamp pengungsi Jenin, sebelah utara Tepi Barat yang diduduki. (Sumber: X/@EyeonPalestine)

Pasukan pendudukan Israel secara paksa mengusir warga Palestina dari rumah mereka di kamp pengungsi Jenin, sebelah utara Tepi Barat yang diduduki. (Sumber: X/@EyeonPalestine)

Pasukan Israel sering kali menolak memberikan perawatan medis darurat kepada warga Palestina yang terluka di seluruh wilayah yang diduduki.

Pada Selasa malam, pasukan Israel juga menghancurkan sebuah rumah keluarga di utara Tulkarem milik seorang pemuda Palestina yang mereka bunuh pada Mei 2024.

Baca Juga: Bersikeras Aneksasi Tepi Barat Palestina, PM Israel Dapat Dikategorikan Sebagai Penjahat Perang

Wafa mengatakan, pasukan Israel mengirim buldoser untuk menghancurkan rumah Tamer Raafat Fuqaha, sementara penembak jitu Israel berjaga-jaga di sekitarnya.

Seorang pemuda lainnya yang diidentifikasi sebagai Mahmoud Amin Abu Hamdeh, juga ditahan setelah pasukan Israel mengepung rumahnya.

Tak hanya itu, pasukan Israel juga menyerbu rumah An'ad Abu al-Khair Tahaineh di Silat al-Harithiya, sebelah barat Jenin, menggeledah isinya sebelum akhiarnya menangkapnya.

Sejak agresi militer Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, setidaknya 884 warga Palestina telah tewas di seluruh Tepi Barat yang diduduki dalam serangan oleh pasukan dan pemukim Israel.

Baca Juga: AWG Nilai Pencaplokan Tepi Barat Palestina oleh Israel Pelanggaran HAM

Sebanyak 6.700 lainnya terluka sementara setidaknya 14.400 orang telah ditahan. Kini selama dua minggu berturut-turut, tentara Israel telah melakukan operasi besar di Jenin.

Mereka didukung oleh kendaraan lapis baja, pesawat tak berawak, dan helikopter serang. Ini menewaskan sedikitnya 16 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Mohammad Jarrar, walikota Jenin, sebelumnya mengatakan sekitar 15.000 penduduk dipaksa meninggalkan kota dan kamp pengungsiannya karena operasi besar Israel yang sedang berlangsung.

Di Nablus, pasukan Israel memperketat pembatasan pergerakan di empat pos pemeriksaan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas parah dan menjebak ribuan warga Palestina selama berjam-jam.

Berita Terkait
News Update