JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hujan deras yang turun di sebagian wilayah Jakarta pada Selasa, 28 Januari 2025, tak kunjung berhenti semalaman. Tingginya intensitas curah hujan yang tidak sebanding dengan kapasitas saluran air mengakibatkan permukiman warga dan akses jalan terendam.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, mengonfirmasi, hingga pukul 06.00 WIB pada Rabu, 29 Januari 2025, sebanyak 54 RT di Jakarta terendam air.
Beberapa wilayah Jakarta Barat, seperti 11 RT di Kelurahan Kedaung Kali Angke dan lima RT di Kelurahan Tegal Alur, mengalami genangan yang cukup tinggi, dengan ketinggian mencapai 100 sentimeter.
Di Jakarta Selatan, empat RT di kawasan Kelurahan Pejaten Timur tercatat paling parah, dengan ketinggian banjir mencapai 75 hingga 85 sentimeter. Di beberapa area, air merendam lebih dari satu meter. Ini menyebabkan kesulitan mobilitas bagi warga setempat. Meskipun tidak ada pengungsi yang tercatat, situasi banjir ini berlangsung dari malam hingga pagi harinya.
Baca Juga: Kawasan Monas Banjir 20 Cm, Pj Gubernur Jakarta Pastikan Genangan Cepat Surut
Sejumlah ruas jalan utama di Jakarta juga tergenang, dengan ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 40 sentimeter. Beberapa ruas jalan yang terdampak termasuk jalan-jalan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, seperti di Kedoya Utara yang terendam hingga 20 sentimeter. BPBD Jakarta mencatat, upaya penyedotan air dilakukan dengan menyiagakan pompa di lokasi-lokasi yang paling terendam. Bahkan di Jakarta Utara, hujan yang mengguyur wilayah Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, mengakibatkan Kali Kresek meluap hingga memutus aktivitas warga sekitar.
Berdasarkan pantauan Poskota pada Rabu siang, 29 Januari 2025, luapan air membanjiri jalan raya, permukiman warga, dan juga merendam taman di dekat Kali. Ketinggian banjir mencapai betis kaki orang dewasa. Sejumlah rumah warga tampak banjir kena luapan air Kali Kresek.
Halaman parkir markas Polsek Koja Jakarta Utara juga terimbas banjir sampai setinggi mata kaki orang dewasa. Anggota Polsek Koja, Aiptu Ahmad mengakui, kalau diguyur hujan deras, halaman depan Polsek ikut kebanjiran. "Nanti juga surut sendiri," kata dia, Rabu, 29 Januari 2025.
Tak hanya aparat penegak hukum, warga sekitar juga mengalami nasib serupa. Salah satu warga, Selvi, 30 tahun, menyebut luapan dari Kali Kresek masuk membanjiri rumahnya. "Tadi air masuk ke dalam rumah, limpahan banjir dari jalan," kata warga yang tinggal di Jalan Palem Mangga Ujung, Tugu Utara, Koja itu.
Baca Juga: PLN Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir di Jakarta
Sejumlah pemotor yang melintasi genangan banjir tersebut pun apes. Motor yang dikendarai David, mogok di tengah jalan setelah berusaha menerobos genangan air di depan Taman Palem di Tugu Utara, Koja. "Tadi dipaksa melewati jalan yang banjir, eh motor mogok. Mesin kemasukan air. Tinggi juga banjirnya, sampai betis kaki orang dewasa," tutur David.
Banjir juga terjadi di Jakarta Barat, salah satunya di Jalan Satria II, Grogol, dengan ketinggian banjir mencapai 70 sentimeter. Banjir yang melanda kawasan tersebut terjadi sejak Rabu dini hari, 29 Januari 2025, setelah diguyur hujan deras semalaman.
PS Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Mujiyanto, menyampaikan, beberapa lokasi tergenang air cukup tinggi pada Rabu, 29 Januari 2025. Salah satunya di Jalan Raya Daan Mogot depan Hotel Samara, arah Timur atau Samsat.
Mujiyanto menambahkan, genangan air juga terjadi di Jalan Raya Grogol, arah Latumenten, depan RS Jiwa, dengan ketinggian banjir 30 hingga 40 sentimeter. Hanya kendaraan besar seperti bus yang masih bisa melintas. Sementara kendaraan roda dua disarankan mencari jalur alternatif. Para pengendara yang hendak menuju Latumenten diarahkan melewati flyover Grogol.
Personel kepolisian dari Satlantas Polres Metro Jakarta Barat sampai melakukan pengalihan arus di sejumlah ruas jalan yang terdampak genangan air pada Rabu (29/1). Ini untuk memastikan kelancaran arus kendaraan dan mengurangi risiko kecelakaan akibat banjir.
Di kawasan Green Garden, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, banjir menggenang sejak Selasa malam sampai Rabu pagi, 29 Januari 2025. Ketinggian air mencapai sekitar 20 hingga 25 sentimeter.
Pada pukul 10.30 WIB, sejumlah petugas terlihat sibuk mengatur lalu lintas di jalanan yang terendam air. Beberapa pengendara motor yang nekat menerobos genangan harus berhenti, karena kendaraan mereka mogok akibat air yang masih cukup tinggi.
Sukri, 38 tahun, salah satu warga yang berada di lokasi, mengungkapkan, banjir sudah terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. "Dari semalam sudah banjir, sampai 40 cm kayaknya," katanya, mengingat tingginya genangan yang menghalangi aktivitas sehari-hari.
Di sisi lain, Andika, 41 tahun, seorang pengendara ojek online (ojol), harus lebih berhati-hati saat bekerja di tengah banjir yang melanda. Beberapa pesanan yang mengarah ke daerah banjir terpaksa ia batalkan, karena ia tidak ingin mengambil risiko. "Ini kebetulan dapat pesanan, tapi lokasinya enggak banjir," ujar Andika.
Akses ke Bandara Terhambat
Imbas tingginya curah hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat sejumlah ruas jalan tergenang air. Salah satunya di ruas Tol Sedyatmo, arah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Jasa Marga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami akibat kejadian ini.
"Petugas pertama mendeteksi genangan pada pukul 20.15 WIB dan langsung menuju ke lokasi untuk memastikan pompa beroperasi normal," ujar Senior Manager Representative Office 2 Jasa Marga Metropolitan Tollroad, Ginanjar Bekti.
Curah hujan yang tinggi berlangsung cukup lama sehingga menyebabkan munculnya limpahan air yang cukup deras dari kawasan sekitar ke saluran air jalan tol. Kapasitas pompa tidak mampu cepat mengurangi debit genangan. Lalu pada Selasa (28/1) pukul 22.30 WIB, petugas mengarahkan pompa mobile ke lokasi Gerbang Tol (GT) Pluit 3 dan off ramp Rawa Bokor untuk menambah kapasitas pompa.
Hingga Rabu (29/1) siang, pukul 11.00 WIB, terdapat delapan titik genangan yang masih ditangani oleh petugas yaitu GT Pluit 3, GT Kamal 4, GT Cengkareng, main road Sedyatmo KM 24B, KM 25B, KM 27A, dan Off ramp Rawa Bokor.
Karena situasi banjir ini, Jasa Marga sampai menyarankan kepada pengendara yang memiliki jadwal penerbangan mendesak, agar menggunakan akses jalan lain. "Jika memiliki jadwal penerbangan yang mendesak, harap dapat memanfaatkan akses lain melalui JORR 2 atau dengan mempertimbangkan moda transportasi umum lainnya untuk menuju Bandara Soetta," kata Ginanjar.
Melampaui Kapasitas Saluran Air
Menurut Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, curah hujan yang terjadi pada Selasa, 28 Januari 2025 melampaui kapasitas saluran air, baik utama maupun pendukung. Ini mengakibatkan genangan air dan banjir di sejumlah titik.
Dia menjelaskan, curah hujan pada Selasa malam mencapai sekitar 368 milimeter (mm). Sementara saluran air, baik yang utama maupun pendukung, hanya mampu menampung curah hujan 100 mm hingga 150 mm per hari. Di stasiun pengamatan hujan Kemayoran, tercatat 368 mm. Sedangkan infrastruktur utama maksimal hanya mampu 150 mm per hari. Dan untuk saluran penghubungnya hanya mampu 110 mm.
Namun, ia menuturkan, penanganan banjir saat ini relatif lebih baik ketimbang sebelumnya, sehingga banjir yang terjadi pada 2020 tak terulang. Pemprov telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada guna menangani banjir, termasuk pompa air dan pemeriksaan saluran air.
Hal sama diakui Kepala Suku Dinas (Kasudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat, Purwanti Suryandari. Dia mengatakan, curah hujan ekstrem menyebabkan saluran-saluran air tidak dapat menampung, sehingga menyebabkan banjir khususnya di sejumlah titik di wilayah Jakarta Barat.
"Kemarin hujan memang sangat deras. Sebagian hujan ekstrem yang terjadi dalam durasi singkat. Jadi saluran-saluran kami enggak bisa menampung curah hujan tersebut," kata dia.
Purwanti menyampaikan telah mengerahkan pompa yang ada untuk menyedot genangan. Hanya saja beberapa lokasi banjir belum bisa diakses oleh pompa stationer ataupun mobile karena air kali yang meluap.
Optimalisasi Pintu Air
Pemprov Jakarta mengoptimalisasi pintu air sodetan kali Ciliwung untuk meminimalisir potensi luapan kali atau sungai Ciliwung. Ini juga untuk mengatasi genangan di sejumlah titik di lima Kota Administrasi Jakarta setelah terjadi hujan ekstrem.
"Untuk meminimalisir potensi luapan Kali/Sungai Ciliwung, Sodetan Ciliwung telah beroperasi dengan dibukanya pintu air sodetan tersebut," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta, Hendri, saat dikonfirmasi.
Hendri menyampaikan, pihaknya bersama BPBD, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat, serta perangkat wilayah, mengerahkan personel di titik-titik terdampak sebagai upaya mengatasi genangan, utamanya di wilayah objek vital.
Selain itu, Dinas SDA juga mengoptimalisasi saluran drainase serta pengoperasian seluruh pompa stasioner dan mobile serta memastikan saluran air berjalan lancar. "Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir atau genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner," paparnya.