JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Philip Kuntjoro Widjaja mengatakan perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momentum perayaan suka cita bagi seluruh orang tidak terhalang, suku, bangsa, dan agama.
Perayaan Imlek juga dapat menggambarkan bagaimana toleransi di Indonesia yang semakin baik. Berdasarkan kalender lunar, Tahun Baru Imlek 2576 akan menjadi tahun shio ular dengan elemen kayu.
"Semua orang boleh merayakan Imlek, karena ini bukan perayaan salah satu agama. Imlek merupakan perayaan tahun baru tradisional yang dirayakan berdasarkan kalender lunar," ujar Philip Kuntjoro kepada Poskota, belum lama ini.
Dengan ditetapkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2002 adalah keputusan yang menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional di Indonesia, maka semua masyarakat bisa merayakannya.
Baca Juga: 7 Makanan Khas Imlek yang Wajib Disajikan, Tradisi yang Menggugah Selera
Karena memang, Imlek dirayakan oleh orang yang menganut kalender lunar dan yang merayakannya, seperti di China, Mongolia, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan, termasuk Indonesia.
Peningkatan mutu toleransi di Indonesia juga terlepas semua pihak. Seperti pihak pemerintah juga selalu mendengungkan moderasi beragama, tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri. Kemudian dari rakyat Indonesia sendiri, terutama dari toko-toko agama juga selalu menggalakkan bagaimana kehidupan interfaith atau kehidupan yang harmonis dan toleran antaragama. Apalagi saat ini masyarakat memiliki jalur komunikasi yang bagus dengan adanya internet.
"Bagaimana kita mempunyai toleransi, mempunyai rasa kasih sayang, mempunyai minat yang baik, mempunyai sesuatu untuk modal, untuk kebersamaan. Sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika, sesuai dengan poin-poin di Pancasila," ujar Philip Kuntjoro.
Kemudian dengan semakin dewasanya masyarakat dalam memanfaatkan teknologi komunikasi, maka masyarakat juga sudah membedakan antara hoaks atau suatu kebenaran. Masyarakat juga semakin mengerti bagaimana menjalankan kehidupan kehidupan interfaith. Baik itu toleransi antar suku bangsa, antar umat seagama, dan juga antar umat beragama.
Baca Juga: Shio Ular Kayu Jadi Tahun Penuh Perubahan
"Jadi kira-kira itulah yang kondisi yang ada. Sehingga toleransi itu adalah sesuatu yang setelah komunikasi satu sama lain, mempunyai kepahaman terhadap yang lain, dan waktu bertindak, waktu bersosialisasi, juga memikirkan orang lain itu rasanya," beber Philip Kuntjoro.