POSKOTA.CO.ID - Industri kecerdasan buatan (AI) semakin ramai dengan kemunculan DeepSeek, model AI sumber terbuka asal China yang disebut-sebut berpotensi menyaingi dominasi ChatGPT dari OpenAI.
Keunggulan utama DeepSeek terletak pada biaya yang lebih rendah, efisiensi tinggi, dan fleksibilitas dalam penyesuaian, menjadikannya ancaman bagi AI buatan Amerika Serikat (AS).
DeepSeek menghadirkan teknologi yang lebih hemat daya, bahkan diklaim hingga 50 kali lebih efisien dibandingkan model AI terkemuka lainnya, sebuah solusi yang belum ditawarkan oleh ChatGPT.
Selain itu, sifatnya yang berbasis sumber terbuka memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan teknologi sesuai kebutuhan mereka, sehingga dapat menekan biaya operasional secara signifikan.
Baca Juga: Cara Buat Akun ChatGPT Open AI untuk Pemula, Gratis dan Mudah
Dalam waktu singkat, DeepSeek berhasil merajai peringkat aplikasi di App Store dan Google Play.
Keberhasilan ini turut berdampak pada anjloknya saham Nvidia, yang mengalami kerugian sebesar $21 miliar (sekitar Rp315 triliun) hanya dalam satu hari.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan DeepSeek yang tidak bergantung pada daya komputasi besar dan chip Nvidia seperti model AI lainnya.
“Nvidia pada dasarnya menjadi kaya dengan menjual sekop di tengah demam emas,” Ucap Gary Marcus Pakar AI Amerika Serikat dilansir dari sea.mashable pada Rabu, 29 Januari 2025.
Kehadiran DeepSeek menjadi peringatan bagi raksasa teknologi AS seperti OpenAI, Google, dan Microsoft untuk segera berinovasi.
Baca Juga: CEO Instagram Bocorkan 5 Perubahan Fitur Platform Populer Ini pada 2025