"Kalau jauh itu warga bingung mencari nafkah, karena mungkin sudah terbiasa mencari nafkah di sini," katanya.
Bahkan ia menceritakan pada tahun 2007 lokasi ini juga pernah digusur. Saat itu beberapa warga yang digusur, pindah ke rusun yang sediakan. Tapi Gatot saat itu masih bertahan. Warga yang sempat pindah ke rusun akhirnya kembali lagi ke kolong tol.
"Banyak alasan, mungkin transportasi dan sebagainya, mungkin kurang memadai atau untuk mencari sesuap nasi kurang akhirnya mereka pada balik," katanya.
Soal masalah ini, Gatot menyayangkan tidak adanya sosialisasi yang dilakukan pihak terkait. Apalagi rumah warga tiba-tiba dibongkar.
Kisah Permukiman Kolong Tol Wiyoto Wiyono
Pria asal Jawa Tengah ini menceritakan awal ia bisa bermukim di kolong Tol Wiyoto Wiyono. Pada 1985 Gatot merantau ke Jakarta dan mulai mencari tempat singgah, yakni di kolong tol.
Berjalannya waktu, pada 1996 Tol Wiyoto Wiyono diresmikan. Saat itu Gatot mulai pindah ke kolong tol itu. Lambat laun, banyak warga yang mendirikan bangunan di kolong tol itu.
"Nah tahun 2000an itu sudah mulai ramai, pada bikin permukiman juga," ujarnya.
Rencana penggusuran ini awalnya sudah diendus oleh warga sejak Juni 2024. Pada saat itu, Gatot menyebut ada sejumlah pihak yang melakukan pengurukuran tanah di permukiman warga.
"Itu dari Wika sama konsultan PUPR, itu selama 2 minggu pengukuran," ujarnya.