Hancur Berat, Biaya Pembangunan Kembali Gaza Diperkirakan Telan 600 Juta Dolar

Jumat 17 Jan 2025, 22:28 WIB
Sejumlah kerusakan di Gaza akan membutuhkan biaya yang besar dan waktu lama untuk bisa dibangun kembali. (Sumber: X/@Marchfoward)

Sejumlah kerusakan di Gaza akan membutuhkan biaya yang besar dan waktu lama untuk bisa dibangun kembali. (Sumber: X/@Marchfoward)

POSKOTA.CO.ID – Hingga adanya pengumuman gencatan senjata Israel dan Hamas, wilayah kerusakan Gaza yang hancur akibat serangan Israel cukup luas.

PBB menyatakan bahwa tantangan dalam mengelola dan membangun kembali Gaza sangat besar. Butuh armada yang terdiri dari 100 truk dan waktu 15 tahun untuk membersihkan Gaza dari puing-puing.

Biaya pembangunan kembali Gaza diperkirakan 500 juta sampai 600 juta dolar. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mengembalikannya seperti semula, melansir laporan Guardian.

Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, Paus Fransiskus Sebut Serangan di Gaza sebagai 'Genosida' dan Desak Penyelidikan

Pengeboman dan operasi darat Israel telah mengubah seluruh lingkungan di beberapa kota menjadi tanah terlantar yang dipenuhi puing-puing.

Dengan bangunan-bangunan yang menghitam dan tumpukan puing-puing yang membentang ke segala arah, jalan-jalan utama telah dibajak.

Infrastruktur air dan listrik yang penting hancur. Sebagian besar rumah sakit tidak lagi berfungsi. Dan tidak jelas kapan atau bagaimana caranya untuk dibangun kembali.

Perjanjian untuk gencatan senjata bertahap dan pembebasan sandera yang ditahan oleh militan yang dipimpin Hamas tidak mengatakan siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang.

Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Kembali Jadi Target Tentara Israel, MER-C Indonesia Ungkap Kondisi Terkini

Atau apakah Israel dan Mesir akan mencabut blokade yang membatasi pergerakan orang dan barang yang mereka terapkan ketika Hamas merebut kekuasaan pada 2007.

Sebelumnya, PBB juga pernah mengatakan bahwa perlu waktu lebih dari 350 tahun untuk membangun kembali jika blokade tetap ada.

Dua Pertiga Bangunan Hancur

Berita Terkait
News Update