POSKOTA.CO.ID - Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menyoroti kasus pembunuhan yang dilakukan orang tua kepada anaknya alias Filicide di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Dalam catatan KPAI, kasus Filicide bertambah secara drastis pada 2024. Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini mengatakan, faktor kuat yang jadi penyebab Filicide, berkaitan dengan ekonomi.
"Ada beberapa penyebab yang mendorong terjadi filicide, tapi yang pertama karena faktor ekonomi. Kebanyakan kasus ini terjadi di Jabodetabek," kata Diyah saat dikonfirmasi Poskota.co.id, Senin, 13 Januari 2025.
Menurut Diyah, permasalahan ekonomi dalam keluarga kerap membuat anak menjadi pelampiasan orang tuanya, baik orang tua kandung mau pun sambung. Ia menduga, factor ekonomi diduga kuat sebagai penyebab utama seorang balita di Bekasi dibunuh orang tuanya.
Baca Juga: Kasus Filicide di Jabodetabek Bertambah, KPAI: Memprihatinkan
Pasalnya, kedua orang tua korban merupakan pengemis dan hidup dalam garis kemiskinan. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain yang mendorong kedua tersangka tega menghabisi nyawa anak kandung sendiri.
"Ini sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh karena kami melihat masih banyak yang tidak melaporkan. Sebab pelakunya adalah orang tua dan korban adalah anaknya, jadi banyak yang akhirnya tidak dilaporkan," terang Diyah.
Selain ekonomi, kata Diyah, pemicu Filicide adalah kondisi kesehatan mental orang tua. Sebab, sebagian besar kasus terjadi secara spontan yang disebabkan emosional orang tua.
Kurangnya dukungan sosial, baik keluarga atau lingkungan sekitar, serta komunikasi kurang efektif antara suami, istri, dan keluarga, turut menjadi faktor Filicide terjadi.
Baca Juga: Orang Tua Habisi Anak di Tambun Selatan Bekasi, Kriminolog: Faktor Ekonomi
"Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) juga menjadi faktor yang banyak memunculkan filicide. Seorang ibu sampai tega membunuh anak karena pernah dia jadi KDRT oleh suaminya," terangnya.