Kecelakaan beruntun Tol Cipularang KM 97 pada Minggu, 5 Januari 2025. (Sumber: Tangkap Layar Instagram/@infobdgbrtcimahi)

NEWS

Lagi, Insiden di KM 97 Tol Cipularang! Kilas Balik Sejarah Lokasi Ini

Minggu 05 Jan 2025, 12:37 WIB

POSKOTA.CO.ID - Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah insiden kecelakaan beruntun yang terjadi di KM 97 pada Minggu pagi, 5 Januari 2025.

Kecelakaan beruntun di KM 97 itu melibatkan enam kendaraan, termasuk satu truk, dua bus, dan tiga minibus.

Menurut keterangan Jasa Marga, penyebab utama insiden ini adalah sebuah truk yang tidak mampu menanjak di jalur tersebut, lalu melaju mundur sehingga menabrak kendaraan lain di belakangnya.

Marketing and Communication Department Head Jasamarga, Panji Satriya menyampaikan, berdasarkan laporan petugas di lapangan, truk yang tidak kuat menanjak tersebut menjadi pemicu tabrakan beruntun.

"Diduga truk tidak kuat menanjak dan melaju mundur sehingga menghantam kendaraan lainnya," jelas dia dalam keterangan.

Meski kecelakaan ini tidak menimbulkan korban jiwa, dua orang mengalami luka-luka. Korban tersebut adalah Masdi (57), kondektur bus Primajasa, dan Omah Rohmah (62), penumpang bus yang sama.

Keduanya telah dievakuasi ke Rumah Sakit Abdul Rodjak Purwakarta untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Sesaat setelah kecelakaan terjadi, tim gabungan dari Satgas Jasa Marga Siaga, Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT), Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), dan Kepolisian segera tiba di lokasi.

Seluruh kendaraan yang terlibat juga telah berhasil dipindahkan ke bahu luar jalan tol, sehingga lajur kembali dapat digunakan oleh kendaraan lain yang melintas ke arah Bandung.

Lantas seperti apa sejarah pembangunan Tol Cipularang yang kerap memakan korban ini? Berikut kilas balik selengkapnya.

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 97, Tidak Ada Korban Jiwa

Kilas Balik Tol Cipularang

Tol Cipularang yang merupakan singkatan dari Cikampek–Purwakarta–Padalarang, memiliki perjalanan panjang sebelum akhirnya terwujud seperti sekarang.

Awalnya, pemerintah berencana membangun jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung melalui rute Tambun atau Cikarang, melewati Jonggol, Cianjur, hingga Padalarang.

Bahkan, pada tahap awal perencanaan pada tahun 1991, jalan tol ini sempat direncanakan dinamai Tol Cigolarang.

Namun, rencana ambisius tersebut terkendala berbagai faktor, seperti krisis moneter yang melanda Indonesia dan gagalnya pemindahan ibu kota ke kawasan Jonggol.

Baru pada tahun 2003, dalam rangka menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika, pembangunan tol ini kembali digagas hingga akhirnya selesai dalam kurun waktu dua tahun.

Pada 12 Juli 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan jalan tol ini dengan panjang awal mencapai 54 kilometer.

Tol Cipularang menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia pada masanya, menghubungkan Jakarta dan Bandung dengan efisiensi waktu perjalanan yang jauh lebih singkat dibandingkan jalur konvensional.

Dilansir dari laman resmi Jasa Marga, Tol Cipularang kini memiliki total panjang 64,4 kilometer. Jalan tol ini dioperasikan oleh Cabang Purbaleunyi dan menawarkan pengalaman berkendara yang unik.

Baca Juga: Pembukaan Tol Cipularang Ditunda

Para pengguna jalan dapat menikmati pemandangan yang indah, melintasi bukit, jurang, dan lembah yang menjadi ciri khas geografis kawasan ini.

Di balik kemegahannya, Tol Cipularang sendiri memiliki tantangan yang cukup besar, baik saat proses pembangunan maupun dalam pengoperasiannya.

Salah satu kendala utama adalah kondisi tanah yang tidak stabil di beberapa titik, yang menyebabkan risiko tanah longsor. Masalah ini sering terjadi terutama saat musim hujan.

Selain itu, jalur di beberapa titik memiliki medan ekstrem, seperti tanjakan panjang, gelombang jalan yang tidak rata, serta turunan tajam.

Faktor-faktor ini, jika digabungkan dengan cuaca buruk, kecepatan tinggi, atau kondisi kendaraan yang tidak prima, meningkatkan risiko kecelakaan di sepanjang tol ini.

Bagian tol paling rawan kecelakaan adalah antara KM 90 hingga KM 100, termasuk KM 97 yang kerap menjadi lokasi insiden.

Meskipun demikian, tidak adil jika hanya menyalahkan kondisi jalan. Faktor manusia, seperti kelalaian pengemudi, kurangnya pemeliharaan kendaraan, atau pelanggaran batas kecepatan, juga berkontribusi besar terhadap kecelakaan yang kerap terjadi.

Tags:
CipularangKecelakaan beruntun tol cipularang Kecelakaan beruntun Kecelakaan beruntun Tol CipularangTol Cipularang KM 97Kecelakaan Tol Cipularang KM 97Tol Cipularang

Mutia Dheza Cantika

Reporter

Mutia Dheza Cantika

Editor