POSKOTA.CO.ID – Aksi hipnotis yang dilakukan sekelompok wanita cantik mengaku sales promotion girl (SPG) meresahkan warga.
Sejumlah ibu-ibu di RT 13 RW 11, Kelurahan Petukangan Utara, Jakarta Selatan, merasa cemas akan tindak kejahatan para wanita cantik ini.
Saat beraksi, para pelaku menggunakan modus menawarkan barang elektronik untuk melancarkan aksi hipnotis.
Salah satu warga yang nyaris menjadi korban Rosiati, 40 tahun, menceritakan pengalaman tersebut.
Baca Juga: Emak-emak di Cengkareng jadi Korban Hipnotis, Perhiasan Senilai Rp200 Juta Raib Diambil Pelaku
Menurutnya, lima wanita berpura-pura menawarkan peralatan rumah tangga seperti setrika dan oven dengan skema cicilan yang mencurigakan.
"Saat kejadian saya sempat ada timbul kecurigaan yaitu diutangin tapi para pelaku ini tidak mencatet identitas yang diutangin itu," ujar Rosiati, yang akrab disapa Mama Alfa, di kediamannya di Jalan H. Liun, Petukangan Utara.
Dia mengungkapkan, aksi para wanita cantik itu berlangsung pada Selasa, 31 Desember 2024.
Dua dari pelaku, salah satunya berhijab, mendekatinya dan meminta uang sebesar Rp750 ribu dengan alasan untuk meningkatkan bonus gaji mereka.
" Pada saat pelaku meminta uang itu, saya langsung bilang tidak ada. Lalu pelaku bilang masa tidak punya uang, saya timpalin lagi uang ada tapi untuk keperluan lain. Setelah itu saya langsung masuk ke dalam rumah," jelas Mama Alfa.
Nasib berbeda dialami Siti Salmanih (36), pedagang kelontong yang akrab disapa Osin.
Ibu dua anak itu menjadi korban hipnotis kelompok wanita tersebut. Emas perhiasan seberat 23 gram miliknya, termasuk kalung, cincin, dan gelang yang merupakan mahar pernikahan, diambil oleh para pelaku.
"Perhiasan emas yang hilang adalah mahar saat pernikahan dari suaminya. Pelaku berhasil mencuri kalung bermata liontin seberat 13 gram, cincin 5 gram, dan gelang Rp 5 gram total berat 23 gram, dengan nominal materi kerugian ditaksir Rp 23 juta," kata abang korban, Marub Koper, 42 tahun.
Kejadian itu berlangsung di warung milik Osin saat para ibu-ibu sedang berkumpul. Setelah sekitar 30 menit, Osin tersadar bahwa perhiasannya telah raib.
"Adik saya sadarnya setelah ditegur sama ibu di rumah. Perhiasan yang dikenakan korban sudah hilang tidak ada diambil semua sama pelaku," ungkap Koper.
Ciri Pelaku
Pasca kejadian, Siti Salmanih langsung mengalami syok dan menangis mengingat peristiwa kejadian yang menimpa dirinya.
"Sudah beberapa hari kejadiannya, yakni sehari sebelum tahun baru. Ciri-ciri pelaku wanita muda berkulit putih, dan glamor pakaiannya," paparnya.
Koper melanjutkan, korban mengalami syok berat dan masih terus menangis atas apa yang dialaminya tersebut.
"Pihak keluarga lagi mencoba menghibur korban dengan jalan-jalan. Sampai saat ini masih tertekan batinnya. Karena yang hilang itu mahar pernikahan dari suaminya sangat berarti buat korban," ungkapnya.
Tidak Lapor ke Polisi
Meski mengalami kerugian hingga Rp23 juta, keluarga korban memutuskan untuk tidak melapor ke polisi.
Sebagai gantinya, mereka menyebarkan video yang sempat merekam aksi para pelaku dengan harapan warga lain lebih waspada.
"Tidak melapor ke polisi. Tapi sudah divarilkan kejadian ini dengan menyebar video pelaku yang sempat direkam saat kejadian. Dengan diviralkan ini, berharap kedepan tidak ada lagi korban-korban lainnya untuk tingkatkan kewaspadaan," kata Koper.