POSKOTA.CO.ID - Tercatat sebanyak lima kali terjadi erupsi di Gunung Semeru, Jawa Timur sejak Kamis 2 Januari 2025 dini hari. Hingga erupsi terbesar tercatat pada pukul 08.51 Wib hingga ketinggian erupsi mencapai 1.200 meter diatas puncak kawah atau 4.876 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) aktifitas Semeru sudah terpantau sejak Kamis dini hari. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Ghufron Alwi mengatakan, erupsi juga terjadi pada pukul 07.57 WIB dan 05.05 WIB, dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 500 meter di atas puncak kawah. Kedua erupsi itu abu mengarah ke barat daya.
Baru pada erupsi pukul 08.51 WIB itu mecapai ketinggian 1.200 meter dari puncak kawah atau 4.876 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Hingga 800 Meter di Atas Puncak Malam ini
Sementara erupsi sebelumnya pada Kamis Dini hari tercatat pada pukul 02.41 WIB dan pukul 00.57 WIB, kedua erupsi ini tidak teramati oleh pandangan mata karena tertutup kabut. Sepanjang hari Rabu 1 Januari 2025 hingga pukul 24.00, terjadi aktivitas erupsi atau kegempaan sebanyak 34 kali.
"34 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-23 mm, dan lama gempa 53-145 detik, dan 1 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 mm dan lama gempa 50 detik," beber Ghufron melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis 2 Januari 2024.
Pos PGA Semeru juga mencatat ada 7 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-8 mm, dan lama gempa 34-62 detik, dan tiga kali gempa tektonik jauh, dengan amplitudo 9-20 mm, S-P 22-26 detik dan lama gempa 52-86 detik.
"Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 4.950 detik. Tingkat Aktivitas Gunung Semeru masih di Level II atau Waspada," paparnya.
Untuk itu, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, ia meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.