Divpropam Polri Masih Dalami Motif 18 Anggota Polisi Peras 45 WNA Malaysia

Rabu 25 Des 2024, 08:48 WIB
Gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) di Jakarta, beberapa waktu lalu. (Dok. DWP)

Gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) di Jakarta, beberapa waktu lalu. (Dok. DWP)

POSKOTA.CO.ID - Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri masih mendalami motif 18 anggota polisi melakukan pemerasan terhadap 45 warga negara Malaysia saat menonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) di Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Para pelaku berasal dari beberapa satuan kerja, mulai dari Polda Metro Jaya hingga Polsek Kemayoran.

"Artinya (motif) ini cukup harus kita gali, karena ini kan menyangkut beberapa satuan kerja mulai dari Polsek, Polres, dan Polda juga. Terus terkait proses pidana sementara ini kita fokus ke etik dulu," ucap Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 24 Desember 2024 malam.

Abdul Karim menegaskan bahwa anggota Polri yang terlibat dalam kasus tindak kejahatan pemerasan tersebut berjumlah 18 orang. 

Adapun kerugian yang dialami puluhan korban asal negeri Jiran itu mencapai Rp2,5 miliar. Dia menyangsikan jika kerugian yang dialami korban lebih jauh dari angka itu.

"Bahwa barang bukti yang telah kita amankan jumlahnya 2,5 miliar rupiah. Jadi jangan sampai nanti seperti pemberitaan sebelumnya yang angkanya cukup besar," katanya.

Saat ini ke 18 anggota Polisi yang berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Kemayoran itu sudah menjalani penempatan khusus di Divisi Propam Mabes Polri. Kemudian dalam waktu dekat pihaknya juga segera menggelar sidang kode etik terhadap para pelaku.

"Sementara ini kita fokus ke etik dulu, karena kan kita akan melakukan percepatan dalam rangka sidang etik ini," ujarnya.

Sebelumnya, akun Instagram penyelenggara DWP dibanjiri komentar protes terkait pengalaman buruk penonton. Bahkan sebagian besar keluhan berasal dari penonton luar negeri, termasuk negeri Jiran Malaysia. Acara DWP 2024 digelar selama dua hari dari tanggal 13-15 Desember 2024.

Beberapa penonton dari Malaysia itu mengaku diperas oleh pihak kepolisian yang menyamar di tengah kerumunan. Bahkan mereka yang memiliki tiket VIP pun tidak luput dari tindakan yang tak mengenakan. Akibatnya mereka kapok menonton DWP dan menganggapnya sebagai acara terburuk. 

Menanggapi itu, promotor DWP 2024 menyatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus tersebut. 

News Update