Terungkap Pembuatan Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar Sejak 2010

Jumat 20 Des 2024, 17:37 WIB
Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono perlihatkan barang bukti pembuatan uang palsu di Gowa, Makassar. (Instagram Kapolres Gowa AKBP Tubarani Simanjuntak)

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono perlihatkan barang bukti pembuatan uang palsu di Gowa, Makassar. (Instagram Kapolres Gowa AKBP Tubarani Simanjuntak)

POSKOTA.CO.ID - Para pelaku yang ditangkap dalam kasus pembuatan uang palsu di dalam lingkungan kampus Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ternyata pemain lama. Bahkan terungkap mereka sudah memproduksi uang palsu tersebut sejak tahun 2010 lalu. 

Hal tersebut ditegaskan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono dari hasil interogasi para pelaku. "Dari hasil interogasi, timeline pembuatan uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, terus kemudian 2011 sampai 2012," tutur Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono kepada wartawan, Jumat 20 Desember 2024.

Dikatakan Kapolda, proses produksi uang palsu tersebut sempat terhenti selama beberapa tahun. Tetapi mereka kemudian kembali beroperasi lagi pada tahun 2022 lalu.

"Juni 2022 ini kembali lagi untuk merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi, rencananya pembuatan ini dari 2022, kalau 2010 masih taraf pengenalan," terangnya.

Lalu pada Oktober 2022, kata Yudhiawan, para pelaku membeli mesin cetak asal China dari Surabaya. Kemudian operasi pembuatan uang palsu kembali dilakukan hingga 2024.

Bahkan para pelaku memesan khusus mesin cetak uang palsu tersebut dari Cina dengan harga Rp600 juta yang dibeli di Surabaya. mengungkapkan selain mesin yang didatangkan langsung dari China bahan-bahan kertas pun sama diimpor dari sana.   

"Oktober 2022 sudah membeli alat cetak dan pemesanan kertas kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi. Untuk uang kertasnya itu juga impor beli dari China, bahan baku juga tinta, dan lain sebagainya beli dari China langsung," jelasnya.

Dibeberkan Kapolda, pada Juni lalu para pelaku kemudian melakukan kerja sama, termasuk kepala perpustakaan UIN Makassar, Andi Ibrahim dalamnya. Mereka mulai proses produksi uang palsu dan menawarkan masyarakat.

"Sekitar Juni sudah ketemu di antara mereka, kemudian ada saling kerja sama di antara mereka untuk proses pembuatan dan di viralkan melalui grup WhatsApp. Jadi ditawarkan di grup-grup," terang Kapolda.

Mengenai lokasi pencetakan dikatakan Kapolda dilakukan di dua lokasi berbeda yakni di salah satu rumah pelaku di Makassar dan di kampus UIN Makassar di Kabupaten Gowa.

"Sekitar bulan September 2024 berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan, untuk membuat uang palsu di TKP berikutnya (TKP 2)," ujarnya.

Berita Terkait
News Update