Mesin Cetak Uang Palsu UIN Makassar Dipesan dari Cina Seharga Rp600 Juta

Jumat 20 Des 2024, 17:28 WIB
Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono perlihatkan barang bukti pembuatan uang palsu di Gowa, Makassar. (Instagram Kapolres Gowa AKBP Tubarani Simanjuntak)

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono perlihatkan barang bukti pembuatan uang palsu di Gowa, Makassar. (Instagram Kapolres Gowa AKBP Tubarani Simanjuntak)

POSKOTA.CO.ID - Pabrik pembuatan uang palsu yang beroperasi di Perpustakaan Kampus Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memiliki mesin yang cukup canggih. 

Bahkan para pelaku memesan khusus mesin cetak uang palsu tersebut dari Cina dengan harga Rp600 juta yang dibeli di Surabaya. Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengungkapkan selain mesin yang didatangkan langsung dari China bahan-bahan kertas pun sama diimpor dari sana.   

"Oktober 2022 sudah membeli alat cetak dan pemesanan kertas kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi. Untuk uang kertasnya itu juga impor beli dari China, bahan baku juga tinta, dan lain sebagainya beli dari China langsung," ujar Yudhiawan kepada wartawan, Jumat 20 Desember 2024.

Dibeberkan Kapolda, pada Juni lalu para pelaku kemudian melakukan kerja sama, termasuk kepala perpustakaan UIN Makassar, Andi Ibrahim dalamnya. Mereka mulai proses produksi uang palsu dan menawarkan masyarakat.

"Sekitar Juni sudah ketemu di antara mereka, kemudian ada saling kerja sama di antara mereka untuk proses pembuatan dan di viralkan melalui grup WhatsApp. Jadi ditawarkan di grup-grup," terang Kapolda.

Mengenai lokasi pencetakan dikatakan Kapolda dilakukan di dua lokasi berbeda yakni di salah satu rumah pelaku di Makassar dan di kampus UIN Makassar di Kabupaten Gowa.

"Sekitar bulan September 2024 berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan, untuk membuat uang palsu di TKP berikutnya (TKP 2)," ujarnya.

Awalnya produksi uang palsu sempat dihentikan sementara setelah para pelaku mengetahui polisi sementara menyelidiki kasus peredaran uang palsu tersebut.

"Kemudian Minggu 22 November 2024 ini sudah mulai penyerahan uang palsu senilai Rp150 juta, juga ada menyerahkan uang palsu Rp250 juta dan terakhir menyerahkan uang palsu Rp 200 juta dan menghentikan aktivitas, karena mereka sempat tahu polisi melakukan penyelidikan akhir November 2024," bebernya.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait
News Update