Bank Indonesia Siap Turun Tangan Periksa Uang Palsu Produksi Pabrik UIN Makassar

Jumat 20 Des 2024, 17:05 WIB
Uang palsu digunakan untuk beli HP saat COD. Foto: Pixabay.

Uang palsu digunakan untuk beli HP saat COD. Foto: Pixabay.

POSKOTA.CO.ID - Bank Indonesia (BI) siap turun tangan untuk memeriksa hasil cetakan uang palsu dari pabrik yang diproduksi di perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Sulawesi Selatan dalam pengungkapan kejahatan pemalsuan uang rupiah di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar.

"Kami juga siap mendukung Polri dalam proses penyidikan kasus tersebut dengan melakukan klarifikasi atas barang bukti uang palsu dan siap memberikan bantuan ahli rupiah dalam hal diperlukan," terang Marlison.

Modus pengedaran uang palsu yang diproduksi di Kampus UIN Makassar ini para tersangka mencampur uang palsu dan asli sebelum mengedarkan uang cetakannya. Polisi menyebut para tersangka mencampurkan duit asli dan palsu dengan perbandingan satu banding dua.

Marlison menjelaskan koordinasi tersebut sejalan dengan peran Polri dan Bank Indonesia sebagai bagian unsur Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal).

Dalam hal ini, Unsur Botasupal terdiri dari Badan Intelijen Negara (BIN), Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.

Untuk itu, BI mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir dan tetap dapat bertransaksi secara tunai dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).

"Apabila masyarakat mendapatkan/menemukan uang yg dicurigai/diduga palsu sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, perbankan atau Bank Indonesia langsung agar bisa ditelusuri langsung," tegasnya.

Dibeberkan Marlison, rasio uang palsu terhadap Uang Yang Diedarkan (UYD) menunjukan tren penurunan dari beberapa tahun terakhir.

Sepanjang tahun 2024, rasio uang palsu terhadap UYD sebesar 4 ppm/peace per milion atau 4 lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar), atau lebih rendah dari tahun 2022 dan 2023 pada 5 ppm serta 9 dan 7 ppm di tahun 2020 dan 2021.

Bahkan Marlison memastikan kualitas uang yang dipalsukan sangat rendah jika dibandingkan dengan rupiah asli seperti menggunakan kertas HVS dan cetak offset biasa, sehingga masih dengan mudah dikenali masyarakat dengan cara 3D.

 

 

 


Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait

News Update