Seniman asal Yogyakarta, Yos Suprapto kali ini viral lantaran pameran lukisan tunggalnya gagal digelar di Galeri Nasional, Kamis 19 Desember 2024 malam. (Instagram Yos Suprapto)

NEWS

Dibredel Karya Lukisnya, Begini Profil Yos Suprapto yang Dikenal Sebagai Pelukis Bertema Kritik Sosial

Jumat 20 Des 2024, 20:25 WIB

POSKOTA.CO.ID - Seniman asal Yogyakarta, Yos Suprapto kali ini viral lantaran pameran lukisan tunggalnya gagal digelar di Galeri Nasional, Kamis 19 Desember 2024 malam. 

Bagaimana sosok Yos Suprapto, berdasarkan penelusuran Poskota dari berbagai sumber dikenal sebagai pelukis dengan gaya realisme simbolis. Bahkan karya-karyanya tersebut merefleksikan kritik sosial yang dianggapnya penting.

Mengutip makalah Martinus Dwi Mariano dari ISI Yogyakarta, Yos Suprapto adalah pelukis yang terkenal dengan karya-karya bertema eco-sosial, politik, dan budaya. Dirinya dikenal memadukan simbolisme dan gaya realisme sosial ala seniman Taring Padi dengan sapuan kuas khas Yogyakarta era 1980-an.

Sejak lama Karya-karya Yos sering kali berisi pesan-pesan tentang ekologi, kemanusiaan, dan isu sosial, menggunakan warna-warna provokatif seperti hitam, merah, dan hijau untuk menciptakan daya visual yang kuat. Teknik ini mencerminkan gaya simbolisme surealis yang mengangkat isu-isu kontemporer Indonesia.

Bahkan karya-karya Yos pun tak hanya dipamerkan didalam negeri bahkan beberapa kali karya-karyanya tersebut dipamerkan di luar negeri. Sosoknya dikenal sebagai suara yang berani dalam dunia seni rupa, membawa isu-isu penting melalui medium seni.

Dikutip dari tulisan Donny Pratidana dan Bima Agus Setyawan, Yos pernah terlibat sebagai aktivis mahasiswa yang menentang rezim Orde Bar. Lalu dirinya pun pernah ikut menjadi kontributor dalam majalah bawah tanah 'Independen' sebagai ilustrator halaman sampul majalah tersebut.

Karyanya di tahun 1994, ia mengangkat isu lingkungan dalam pameran tunggalnya bertajuk “Bersatu Dengan Alam” di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta.

Kemudian Pada 2001, Yos menggelar pameran tunggal bertema “Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa” di Galeri Nasional (Galnas).

Pada tahun 2005, Yos kembali mengangkat isu sosial, kali ini dalam bentuk kritik atas korupsi di lingkungan elite birokrasi, melalui pameran tunggal bertajuk “Republik Udang” di Tembi Gallery, Yogyakarta.

Tidak hanya melontarkan kritik pedas, Yos juga pernah melukis tentang warna-warni nelayan dalam karyanya bertajuk 'Arus Balik'. Di sana ia menggambarkan nelayan yang sedang melaut dengan filosofi Indonesia harus mengembalikan budaya bahari.

Kemudian ditahun ini, pameran yang bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan' ini sudah dipersiapkannya sejak satu tahun lalu. Awal dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember hingga 19 Januari 2025.

Yos mengatakan, sebelum pameran dibuka, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan, diturunkan. Namun dia menolak hingga akhirnya pameran pun batal digelar.

Yos menilai pembatalan pameran ini sebagai pembredelan seni diera modern. Dirinya pun menyesalkan sikap Galeri Nasional yang demikian.

Sebelumnya diberitakan, pameran tunggal perupa Yos Suprapto yang bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan yang dijadwalkan dibuka tadi malam terpaksa ditunda. Kabar itu dibagikan oleh Galeri Nasional Indonesia dalam keterangan resminya hari ini.

Diberitakan sebelumya, pameran lukisan karya seniman asal Yogyakarta, Yos Suprapto batal digelar di Galeri Nasional, Jakarta. Seharusnya Yos mulai membuka pameran tersebut pada Kamis malam, 19 Desember 2024.

Batalnya pameran tersebut digelar kuat dugaan lantaran Kurator Galeri Nasional meminta lima lukisan karya Yos Suprapto tersebut diturunkan. Hal ini lantaran lima lukisan tersebut menggambarkan sosok yang mirip dengan seseorang yang telah berkuasa selama 10 tahun di negeri ini.

Yos pun bersikukuh untuk tidak mau menurunkan lukisan-lukisannya tersebut. Dikutip cuitan akun X @salam4jari mengungkapkan bahwa Sedianya para pengunjung sudah hadir ingin menyaksikan Pameran lukisan yang bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan tersebut.

Bahkan akses yang menuju lokasi pameran yang sudah dipersiapkan sejak satu tahun lalu itu pun sengaja digembok oleh pihak Galeri Nasional. Yos mengungkapkan Kurator Galeri Nasional Suwarno Wisetrotomo meminta lima dari total 30 lukisannya untuk diturunkan.

"Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah populer di masyarakat Indonesia," tulis cuitannya tersebut.

Eros Djarot yang sedianya membuka pameran tersebut akhirnya angkat bicara. "Saya rasa itu ekspresi yang takut secara berlebihan," ujar Eros.

Menurut Yos dirinya bersikukuh untuk tidak menurunkan lima lukisan tersebut dan memilih untuk membatalkan pameran tunggalnya dan membawa kembali seluruh karyanya ke Yogyakarta.

 

 

 

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

 

 

Tags:
pembredelan karya seniYos SupraptoGaleri nasionalprofil yos suprapto

Yugi Prasetyo

Reporter

Yugi Prasetyo

Editor