POSKOTA.CO.ID - Komandan Loekas Koestaryo adalah seorang pemuda pejuang kemerdekaan yang paling dibenci dan diburu oleh tentara NICA Belanda wilayah Jakarta dan Bekasi.
Loekas Koestaryo dijuluki oleh pasukan Belanda dengan sebutan 'Begundal van Karawang'. Ia lahir di Kota Magetan, Jawa Timur, pada tahun 1920.
Bahkan saking dibencinya, sosok Loekas dibuatkan patung separuh badan oleh pemerintah Belanda, pada waktu itu.
Dan kini patung tersebut berada di sebuah gedung yang terletak di Kota Den Hag, bertuliskan 'Loekas' dengan kalimat di bawahnya 'Begundal van Karawang'.
Selama masa perjuangan memperebutkan kemerdekaan, Loekas dikenal sangat licin dan merepotkan pasukan Belanda di Indonesia, di masa itu.
Loekas berpangkat sebagai Komandan Kompi Batalyon I Soedarsono/Kompi Siliwangi yang kerap disebut Kompi SIliwangi Karawang- Bekasi, yang saat ini menjadi Batalyon Infantri 302 Tajimalela, Bekasi, di bawah Kodam III Siliwangi.
Selama bertugas, Loekas kerap menyamar dengan memakai seragam pasukan Belanda dalam menumpas panjajah.
Ia sangat gesit dan mampu menyembunyikan diri saat disergap pasukan Belanda. Dalam menjalankan misinya, Loekas sering berhasil menyabotase kereta api yang membawa logistik tentara Belanda dengan bantuan Kiayi Haji Noer Alie yang berjuluk 'Singa Bekasi'.
Atas kepiawaiannya itu, Loekas pun menjadi target utama yang harus ditumpas pasukan Belanda di wilayah Karawang hingga Jakarta.
Setiap garak geriknya, acap kali dimonitor pasukan Belanda. Bahkan mereka rela mengeluarkan uang ribuan golden hanya untuk mendapatkan informasi keberadaan Loekas.
8 Desember 1947, kabar keberadaan Loekas di Kampung Rawagede, Karawang terdengar pasukan Belanda, hingga skenario penangkapan Loekas pun dirancang sedemikian rupa oleh pasukan Belanda, mulai dari Karawang hingga Bekasi.
Pasukan Belanda mengepung Komandan Loekas dengan persenjataan lengkap hingga menggunakan tank.
Namun mereka tidak berhasil memasuki perkampungan Rawagede, lantaran akses jembatan menuju kawasan tersebut diputus oleh para pejuang kemerdekaan bersama warga.
Pasukan Belanda melepaskan tembakan meriam dan senajata lainnya ke arah perkampungan. Dan lagi-lagi, Loekas berhasil lolos dari serangan.
Mengetahui Loekas berhasil lolos, pasukan Belanda pun menghabisi warga Rawagede, lantaran dianggap menyembunyikan Loekas.
Padahal. sebelum pasukan Belanda mengepung Rawagede, Loekas terlebih dahulu sudah meninggalkan perkampungan menuju Cililitan untuk menumpas pasukan Belanda yang ada di sana.
Mendengar pembantaian pasukan Belanda terhadap warga Rawagede, membuat Koemandan Loekas ingin membalas dengan menyerang pasukan Belanda yang ada di Tambun, Jakarta.
Namun, niat Loekas urung dilakukan atas saran dari beberapa tokoh ulama pada waktu itu, hingga pejuang yang paling dibenci pasukan Belanda itu meninggal dunia.
Perihal keberadaan patung separuh badan Komandan Loekas Koestaryo, diungkap oleh Sukarman yang sempat mengunjungi Kota Den Hag sebanyak 2 kali.
"Saya tidak tahu persis lokasinya. Tapi saat datang ke gedung itu saya melihat patung separuh badan yang bertuliskan "Loekas" dan di bawah tulisan itu tertulis "Begundal dari Karawang," kata Sukarman dilansir dari akun facebook Fakta Sejarah Nusantara.
Pada tanggal 8 Juni 1997, Loekas meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cipanas.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.