Kondisi tanaman padi petani di Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, membusuk usai terendam banjir. (Poskota/ Samsul Fatoni).

Regional

Cerita Pilu Petani Padi di Pandeglang Pasca Banjir 5 Hari

Senin 09 Des 2024, 17:52 WIB

POSKOTA.CO.ID - Joni (45) petani asal Desa Bulagor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, menceritakan tentang kondisi tanaman padinya yang terendam banjir selama beberapa hari yang melanda wilayah Kecamatan Pagelaran dan sekitarnya.

Bencana banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Pagelaran, tidak hanya merendam permukiman dan akses jalan.

Akan tetapi, lahan pertanian warga pun sudah seperti lautan selama beberapa hari terakhir ini.

Bahkan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang pun mencatat, ada 4.340 hektar sawah petani yang tersebar di 12 kecamatan di Pandeglang, di antaranya di Kecamatan Cikeusik, Panimbang, Sobang, Munjul, Angsana, Sukaresmi, Patia, Pagelaran, Sindangresmi, Saketi, Bojong dan Cisata.

Harapan para petani untuk mendapatkan keuntungan pada musim tanam kali ini pun sirna, usai banjir melanda area persawahan yang baru ditanami padi.

Banyak tanaman padi muda yang membusuk bahkan hilang dihempas banjir.

Seperti yang dialami oleh sawah milik Joni, pada saat pertama banjir di Hari Senin 2 Desember 2024 lalu, air bah merendam area pesawahan hingga mencapai 1 meter lebih itu terjadi dalam kurun waktu selama 5 hari.

Joni pun menepuk jidatnya setelah bencana banjir surut, Ia melihat tanaman padinya yang ditanam di lahan seluas  tanaman 1 hektar itu terlihat membusuk dan banyak yang hilang, kerugian materi pun nampak di depan mata Joni.

"Tanaman padi yang baru berusia dua minggu itu tidak bisa diselamatkan setelah terendam banjir. Karena banjir merendam bukan hanya satu atau dua hari, tapi hingga 5 hari. Jadi tanaman padi saya membusuk," ungkap Joni, Senin 9 Desember 2024. 

Joni mengaku, Ia harus mengalami kerugian tidak kurang dari Rp15 juta, mulai dari proses penyemaian hingga tanam.

"Ya pastinya merugi, karena kan kondisi padi saat ini tidak bisa diselamatkan. Sehingga harus melakukan penanaman ulang," katanya.

Ia pun harus keluar modal lagi agar bisa membeli benih kembali untuk disemai. Untuk lahan seluas 1 hektar yang digarapnya, membutuhkan16 Kg benih padi seharga Rp84 ribu hingga Rp92 ribu per kilo.

"Sekarang benihnya lumayan mahal, jadi saya harus ngeluarin biya lagi untuk tanam ulang. Jadi proses tanam yang pertama mah sama sekali gak bisa diselamatkan," ujarnya.

Akibat banjir melanda, bukan hanya sawah miliknya saja yang terendam, tapi milik para petani lain pun sama nasibnya. Bahkan, ada beberapa petani yang luasan sawahnya belasan hektar, dan kondisi tanaman padinya sama gak bisa diselamatkan.

"Ya bagaimana lagi, ini sudah nasib kami sebagai yang sawahnya kebanjiran. Hanya bisa pasrah, karena ini bencana yang tidak bisa kita duga-duga. Bahkan ada juga sebagian petani yang nilai kerugiannya puluhan juta," tuturnya.

Diakui Joni, memang area pesawahan miliknya tersebut berada di dekat aliran sungai Ciliman, ketika banjir dari luapan air sungai tiba, otomatis sawah miliknya terendam.

Namun lanjut dia, banjir kali ini paling parah, soalnya selain surutnya lama ketinggian airnya pun mencapai 1 meter lebih. 

"Memang di sini banjir kerap terjadi setiap musim penghujan. Namun kali ini paling parah, bukan hanya merendam rumah warga saja, tapi lahan pertanian pun banyak yang terendam dan alami gagal tanam," beber Joni.

Harapan Joni punya untung besar dari hasil panen padi yang ditanamnya harus kandas dilanda bencana banjir. Bahkan bukan untung, Joni pun merugi hingga belasan juta rupiah.

"Kalau sampai panen dan kondisinya bagus, penghasilan bisa mencapai Rp 20-25 juta per hektar. Namun harapan itu kini sirna dilanda bencana," tutur Joni sambil mengelus-elus dada.

Joni berharap, ada perhatian dari pihak pemerintah atas kondisi tanaman padi petani yang gagal panen akibat dilanda banjir, supaya kerugian yang dialami tidak terlalu parah. Apalagi lanjut dia, sebagian modal menanam dulu hasil.pinjaman dari pemodal, jadi harus mengembalikan modal orang lain.

"Ya harapannya ada bantuan dari pemerintah, karena kan akibat banjir ini kami petani rugi total. Paling tidak bantuan untuk proses taman berikutnya," harapnya.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
banjirPetanitanaman padipandeglangsawah

Samsul Fathony

Reporter

Ade Mamad

Editor