POSKOTA.CO.ID - Kebakaran yang terjadi di Jakarta sebagian besar disebabkan masalah korsleting listrik. Penyebab ini bahkan mendominasi separuh lebih peristiwa kebakaran selama 2024.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan menjelaskan, persentase penyebab kebakaran karena korsleting listrik di Jakarta mencapai 70 persen.
"Paling banyak sekitar 70 persen ada dari masalah korsleting listrik," tuturnya kepada Poskota, Senin, 2 Desember 2024.
Dia menguraikan, perilaku masyarakat sehari-hari memengaruhi dan menimbulkan risiko kebakaran. Misalnya, banyak warga menggunakan perangkat kelistrikan yang tidak berstandar nasional Indonesia atau SNI karena harganya yang murah.
"Karena tergiur barang murah dan tidak berstandar sesuai ketentuan juga bisa menjadi pemicu kebakaran," jelasnya.
Dalam pola penggunaan di rumah tangga pun, kata Satriadi, masyarakat cenderung lalai. Masih banyak warga yang menumpuk-numpuk steker pada colokan listrik sehingga meningkatkan risiko terjadinya kebakaran.
"Ada kelalaian kelistrikan seperti misal charge HP sambil ditinggal sampai meledak dapat menimbulkan kebakaran," tuturnya.
Selain itu, Satriadi menuturkan, faktor lainnya seperti kipas angin yang ditinggal menyala. Juga kompor gas yang jarang dibersihkan hingga memicu penyumbatan dan berpotensi menimbulkan ledakan. "(Termasuk juga) meninggalkan rumah cukup lama tanpa memadamkan listrik," bebernya.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.