Obrolan Warteg: Situasi Panas Dingin. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Sental-Sentil

Obrolan Warteg: Situasi Panas Dingin

Senin 02 Des 2024, 07:01 WIB

“Ada yang menilai bahwa situasi saat ini panas dingin. Kadang terasa sangat panas, suatu saat dirasakan dingin. Kalian tahu apa penyebabnya,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Iya, saya juga merasakan . Tetapi lebih banyak terasa panasnya, ketimbang dingin. Pas turun hujan deras saja masih terasa sumuk, apalagi ketika tidak hujan,” kata Yudi.

“Cuaca panas di beberapa wilayah Indonesia. utamanya saat siang hari disebabkan karena masa peralihan antara musim kemarau ke musim penghujan. Itu keterangan dari Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika,” tambah mas Bro.

“Cuaca terik terjadi sepanjang pagi hingga siang hari. Adakalanya sore hari turun hujan tidak merata.Selain curah hujan rendah,juga tidak lama. Abis itu gerah lagi. Ada yang mengatakan hujannya cuma lewat,” kata Yudi.

“Itulah yang menyebabkan cuaca panas dingin mirip – mirip dengan suhu politik saat ini,” urai Heri.

“Ah, nggak juga, situasi politik saat ini sepertinya adem – adem saja. Pelaksanaan pilkada serentak secara umum berlangsung aman dan tertib serta kondusif. Nggak ada gejolak. Yang sering terungkap adalah praktik politik uang,” kata mas Bro.

“Tapi saat ini, pasca pemungutan suara, cuaca mulai menggeliat,” kata Yudi.

“Maksudnya geliat akan munculnya banyak gugatan terkait sengketa pilkada?,” tanya Heri.

“Diprediksi begitu karena laporan dugaan politik uang yang diterima Bawaslu sebanyak 130 perkara. Itu baru dugaan politik uang, belum lagi nanti gugatan sengketa hasil pilkada. Cuaca bisa panas dingin,” urai Yudi.

“Berarti suhu bisa berubah menjadi panas dingin bukan karena cuaca, bukan karena pergantian musim kemarau ke musim penghujan, tetapi karena situasi politik,” kata Heri.

“Semoga cuaca panasnya kian berkurang, dinginnya semakin bertambah. Jadi kalau pun dikatakan situasi politik panas dingin, lebih banyak dinginnya ketimbang panasnya,” kata mas Bro.

“Setuju. Semoga musim penghujan yang mulai datang dapat menyejukkan cuaca sekitar kita, termasuk situasi politik pasca – pilkada,” harap Heri.

“Maju pilkada harus siap menang, siap pula untuk kalah. Jangan cuma maunya menang, apalagi menang – menangan. Giliran kalah, nggak terima,” ujar Yudi.

“Kadang yang bertanding legowo menerima kekalahan, malah pendukungnya yang nggak mau terima, lantas ikut memanas – manasi situasi,” kata Heri.

“Itu nggak boleh terjadi. Mari kita ciptakan ketenangan. Apa pun hasilnya kita terima dengan lapang dada. Sekarang belum menang, nanti bukan hanya memenangi pilkada, boleh jadi pilpres,” kata mas Bro. (Joko Lestari).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Tags:
cuacapanas dinginmusim-kemaraumusim penghujan

Administrator

Reporter

Ade Mamad

Editor