POSKOTA.CO.ID - Raut wajah bingung tersirat dari wajah wanita lanjut usia (lansia) bernama Mariyam (70) warga yang tinggal di kolong Tol Angke, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat setelah diminta pindah dari tempat tinggalnya.
Sambil menyuap mi yang ia seduh, Mariyam tampak tengah menemani buyutnya yang difabel sejak lahir.
Di rumah yang berada di kolong tol berukuran sekitar 5×5 meter itu, Mariyam masih bertahan bersama keluarga. Para penghuni kolong tol telah diminta untuk mengosongkan lokasi tersebut.
"Saya belum pindah, KTP saya kan bukan KTP DKI," kata Mariyam kepada Poskota di lokasi, Sabtu, 30 November 2024.
Tak banyak yang dilakukan wanita yang tampak sudah rapuh ini. Padahal beberapa tetangganya sudah mulai menempati rumah susun (Rusun) Rawa Buaya, Cengkareng.
Mariyam yang sudah puluhan tahun tinggal di rumah tersebut mengaku sangat sedih jika harus pindah dari rumah yang selama ini ia tempati bersama keluarga.
"Saya sebenernya sedih, saya bingung mau tinggal di mana, paling ujung-ujungnya ngontrak. Cuma kalau ngontrak kan mau gak mau biaya makin mahal," katanya.
Selama ini Mariyam mencari nafkah dengan berjualan es, makanan kecil, dan sejenisnya. Uang hasil jualan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Puluhan tahun hidup di ibu kota, ia mengaku belum mempunyai KTP DKI Jakarta. Sejauh ini, ia menyebut pemerintah masih berusaha agar dirinya bisa menempati rusun.
"Dikasih waktu sampai hari Senin, nah saya juga belum ada persiapan. Belum nyari kontrakan baru, saya masih nunggu hari Senin," ungkapnya.
Uang kerahiman dari pemerintah yang disebut hanya Rp2 juta tersebut akan digunakan untuk mengontrak yang tidak jauh dari lokasi kolong tol.
"Paling nyari kontrakan yang deket-deket sini, cuma belum tau juga. Saya masih bingung, masih nunggu hari Senin," jelasnya.
Meski terancam direlokasi, tampak barang-barang milik Mariyam masih tertata rapih di dalam rumah. Bahkan barang elektronik juga masih terpampang di teras depan pintu rumahnya itu.
"Kalau saya yang penting bisa nyari nafkah, buat kebutuban sehari-hari cukup, udah itu aja," ungkapnya.
Sempat Direlokasi ke Rusun Kapuk
Diceritakan, dulunya Mariyam dan sejumlah warga pernah direlokasi ke Rusun Kapuk. Namun kembali ke tempat tersebut karena tidak sanggup bayar.
"Di Rusun juga susah, mau dagang juga bingung dagang apaan. Akhirnya pindah lagi ke sini," bebernya.
Julianto (29), salah satu penghuni kolong tol yang sudah memiliki KTP DKI Jakarta juga mesti merasakan hal yang sama. Rumah yang ia tempati bersama istri dan satu anaknya selama ini terpaksa harus ditinggal.
"Mau gak mau saya pindah, ya mau gimana lagi sudah aturannya begitu. Memang (tempat ini) punya pemerintah," kata dia.
Pria yang sehari-hari bekerja serabutan ini mengaku sudah sejak lama telah memikirkan untuk pindah ke rumah kontrakan. Bahkan sejak ia tahu bahwa warga kolong tol akan direlokasi.
"Kalau saya memang udah persiapan, ya saya terima aja," katanya.
Berbeda dengan Dijah (44) yang memilih pindah ke Rusun Rawa Buaya. Ia mengaku terpaksa pindah ke rusun karena bingung mencari tempat tinggal.
"Pindah buat nyari suasana baru aja Pak," katanya ditemui di Rusun Rawa Buaya.
Ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh percetakan ini mengaku sejak kecil tinggal di kolong tol. Kini, ia, suami, dan anaknya harus pindah ke rusun.
Di lokasi tampak sejumlah rumah sudah mulai kosong karena penghuni telah direlokasi ke rusun. Sedikitnya hari ini 15 KK direlokasi ke rusun yang telah disediakan.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.