Diincar Jadi Tersangka, Hasto Kristiyanto: Jokowi Tanpa Partai Cokelat Bukan Siapa-siapa

Rabu 27 Nov 2024, 14:39 WIB
Hasto Kristiyanto membahas terkait adanya instrumen 'Partai Cokelat' yang digunakan Presiden ke-7 Joko Widodo.(Tangkap Layar YouTube/Akbar Faizal Uncensored)

Hasto Kristiyanto membahas terkait adanya instrumen 'Partai Cokelat' yang digunakan Presiden ke-7 Joko Widodo.(Tangkap Layar YouTube/Akbar Faizal Uncensored)

POSKOTA.CO.ID - Tengah ramai diperbincangkan terkait Partai Cokelat di media sosial yang kini disinggung oleh beberapa anggota DPR dan pihak lainnya.

Salah satunya yakni Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto yang belum lama ini menyinggung adanya Partai Cokelat dari Presiden ke-7, Joko Widodo.

Hasto secara terang-terangan menyebutkan bahwa Jokowi masih menggunakan instrumen partai cokelat untuk gerilya politik seusai lengser.

Hal itu ia ungkapkan melalui podcast Akbar Faisal Uncensored yang bertajuk ‘Connie Sebut Sekjen PDIP Segera Tersangka, Hasto Ungkap Jokowi Otak Kriminalisasi Anies’.

“Sebenarnya secara teoritis kekuasaan tidak bisa, tetapi Jokowi melakukan banyak penempatan-penempatan, jabatan strategis sebelum beliau lengser,” kata Hasto yang dilansir dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored dan dikutip Poskota pada Rabu, 27 November 2024.

Berawal dari membahas dirinya yang ditargetkan menjadi tersangka, diduga ancaman itu berkaitan dengan dua kasus soal disertasinya dan proses Pilkada 2024.

Dalam disertasinya, Jokowi disimpulkan sebagai suatu wujud ambisi terhadap kekuasaan pada gabungan feodalisme, populisme dan machiavellian.

“Mengapa saya ditargetkan kembali, pertama disertasi saya yang menyimpulkan Presiden Jokowi terbukti secara kualitatif dan kuantitatif menjadi core element dari suatu ambisi kekuasaan,”  katanya.

Menurutnya, ambisi Jokowi itu ternyata semakin diperkuat ketika anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai Wakil Presiden yang disebut melalui cara telah merusak konstitusi.

Namun ternyata, ketika semua orang mengira sudah selesai sampai hal itu, Hasto mengatakan jika Jokowi masih terus melanjutkan kekuasaannya seusai Pilpres berhenti.

“Ternyata itu dijalankan terus, ketika orang menyangka sudah selesai ketika Gibran ditetapkan sebagai Wapres, meski caranya sangat tidak beretika, merusak sistem hukum bahkan mematikan peradaban demokrasi,” ucapnya.

News Update