Sutikno juga mengajak semua pihak, termasuk sekolah, dinas pendidikan dan pemerintah daerah, untuk bekerja sama dalam merumuskan regulasi atau payung hukum yang jelas dan transparan terkait pengelolaan kantin sekolah negeri.
Ia berharap, dengan adanya kejelasan regulasi dan payung hukum tersebut pihak sekolah dapat menjadikan pedoman dalam pengelolaan kantin sekolah negeri, sehingga tidak ada aturan yang ditabrak oleh pihak sekolah.
"Kita tidak ingin ada pihak-pihak yang dirugikan, terutama anak-anak kita yang sedang menuntut ilmu. Jadi, mari kita selesaikan persoalan ini dengan dialog dan solusi yang konstruktif," pungkasnya.
Dikeluhkan Pedagang
Pedagang kantin di sekolah tidak setuju soal adanya wacana penerapan retribusi yang diusulkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Salah satu pedagang kantin di SMP Negeri 191 Jakarta Barat, Aan (53), menilai, wacana retribusi tersebut akan memberatkan pedagang kantin.
"Berat, gak bisa. Lah ini aja kita udah bayar per bulan, Rp850.000 per bulan. Kalau pajak gitu berat, pendapatannya aja berapa? Pendapatan istilahnya gak sesuai lah," kata Aan saat ditemui Poskota, Jumat, 22 November 2024.
Apalagi, lanjut dia, sekarang ini daya beli masyarakat juga tengah menurun. Ditambah harga kebutuhan pokok yang masih melambung tinggi menjadi dasar Aan keberatan dengan wacana tersebut.
"Dulu kan pasar murah sembako murah, kalau sekarangkan sembako naiknya bukan main. Anak-anak tau sendiri naikin seribu gak ada yang beli. Es buah aja saya naikin jadi Rp5 ribu berat," katanya.
"Kayak buah, dulu belanja di pasar sekilo dapat Rp5 ribu, sekarang Rp12.000-15.000. Jualnya ke anak-anak paling pol itu ya Rp4.000-5.000," sambung Aan.
Apalagi, Aan mengakui semenjak adanya program makan bergizi gratis, pendapatannya di kantin menurun.
Menurutnya, jika nantinya program makan bergizi gratis sudah mulai berjalan konsisten, Aan berujar bakalan semakin sulit mendapat pemasukan.
"Wah tambah berat lagi, tadi aja kan ada makan bersama, ini aja gorengan makanan istilahnya jualannya gak dapat apa-apa, ya dapat tapi gak sesuai lah kayak yang biasa. Tiap sebulan sekali kan dapat makan anak-anak itu," tuturnya.