Falsafah ini mencerminkan pendekatan pendidikan yang humanis dan berfokus pada perkembangan karakter dan potensi siswa, yang sangat relevan dengan konteks pendidikan di Indonesia hingga saat ini.
Sementara itu, peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh setiap 25 November, memiliki kaitan erat dengan Ki Hadjar Dewantara.
Tanggal ini dipilih untuk memperingati jasa-jasanya yang sangat besar dalam dunia pendidikan Indonesia, khususnya pada saat beliau diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia yang pertama setelah Indonesia merdeka.
Peringatan Hari Guru Nasional bukan hanya sekadar mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga untuk memberikan penghargaan kepada semua guru di Indonesia yang telah memberikan dedikasi, ilmu, dan perhatian kepada generasi penerus bangsa.
Pada tanggal ini, masyarakat Indonesia diingatkan akan pentingnya peran guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempersiapkan generasi yang dapat membangun negara ke depan.
Hari Guru Nasional juga menjadi momentum untuk menghargai dan mengapresiasi peran guru dalam membentuk karakter, intelektualitas, dan moral bangsa.
Guru, seperti yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, adalah sosok yang harus menjadi teladan, pemberi motivasi, dan pembimbing yang terus mendukung potensi dan perkembangan murid-muridnya.
Itulah profil Ki Hadjar Dewantara yang memiliki banyak kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia dan jasanya tentu masih dikenang hingga saat ini. (*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.
.jpg)
.jpg)
.png)
.jpg)
