“Kian dibutuhkan sikap yang memancarkan potensi kewibawaan dan kejujuran, memiliki komitmen yang tinggi dan konsisten dalam melaksanakan tugasnya. Pemimpin yang demikianlah pada akhirnya akan melahirkan reputasi dan mendapat kepercayaan rakyat..”
-Harmoko-
Genap sebulan usia Kabinet Merah Putih terbentuk, yang berarti sudah sebulan pemerintahan baru berjalan.
Optimisme publik terhadap pemerintahan Prabowo Subianto masih cukup tinggi, boleh jadi kian meningkat, setelah menyaksikan kewibawaan kepala negara kita tampil setara dengan para pemimpin negara di dunia.
Rasa optimisme dan keyakinan publik atas kepemimpinan Presiden Prabowo, hendaknya tak cukup dirawat, dijaga, tetapi sedapat mungkin semakin ditingkatkan.
Pertanyaannya siapa yang menjaganya? Jawabnya para pembantu presiden, mereka yang berada di sekitar kekuasaannya. Mereka yang telah diberi amanat memimpin kementerian, lembaga , badan dan institusi, satuan tugas dan semacamnya.
Membangun kepercayaan kepada publik hanya ada satu kata jawabnya, yakni aksi nyata. Tentu yang dimaksud adalah aksi nyata atas setiap program kerja pemerintahan yang telah dijanjikan kepada rakyatnya. Astacita dan 17 program prioritas yang telah menjadi visi dan misi.
Memang menggulirkan program tak semudah membalik telapak tangan, perlu adanya proses panjang mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, termasuk di dalamnya pendanaan.
Namun, hendaknya itu semua tidak menjadikan hambatan. Yang diperlukan adalah meyakinkan publik bahwa upaya nyata sudah terlihat.
Sebut saja uji coba makan bergizi gratis yang telah dijalankan selama ini, kian memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa program prioritas dimaksud bukan sebatas di atas kertas.
Begitu juga hendaknya dalam program yang lain yang sangat ditunggu – tunggu rakyat seperti upaya swasembada pangan, rumah murah bagi rakyat miskin, mengurangi angka pengangguran dan masih banyak lagi.
Yang hendak kami sampaikan adalah upaya nyata dijalankan secara sungguh – sungguh, dan rakyat bisa menyaksikan secara langsung progressnya di lapangan.
Yang dibutuhkan sekarang gerak cepat menjalankan setiap program kerja yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya pejabat yang telah diberi amanah.
Jangan sampai terkendala karena waktunya terbuang percuma dalam tataran koordinasi sebelum kebijakan digulirkan.
Memangkas mata rantai birokrasi, dengan tidak menghilangkan urgensi koordinasi dan kolaborasi antar kementerian, lembaga dan badan, sangat diperlukan guna mempercepat implementasi kebijakan yang pro rakyat.
Pola semacam ini sekaligus mematahkan adanya kritikan bahwa kabinet gemuk akan terkendala oleh proses koordinasi yang panjang dan berbelit karena banyaknya kementerian dan lembaga yang terlibat dalam sebuah kebijakan.
Justru membuktikan pernyataan sebelumnya bahwa kabinet gemuk dimaksudkan agar masing- masing kementerian, lembaga dan badan yang dibentuk lebih fokus melaksanakan tugasnya, selain mempercepat pelaksanaan program kerja.
Membangun kepercayaan perlu proses, membutuhkan investasi yang panjang. Kepercayaan rakyat kepada pemerintahnya tidak datang ‘ujug – ujug’, tidak turun dari langit.
Membangun kepercayaan publik tak sebatas aksi nyata program kerja yang selama ini didambakan rakyat.
Kecerdasan moral yang kemudian diidentikan dengan integritas para pemimpin negeri, para pejabat serta pemangku kebijakan sangat diperlukan guna melengkapi implementasi kebijakan pro rakyat.
Kian dibutuhkan sebuah sikap yang memancarkan potensi kewibawaan dan kejujuran, memiliki komitmen yang tinggi dan konsisten dalam melaksanakan tugasnya.
Pemimpin yang demikian inilah yang pada akhirnya akan melahirkan reputasi dan mendapat kepercayaan rakyat, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Patut diingat, esensi kepemimpinan adalah kepercayaan. Tanpa kepercayaan publik, pemimpin akan sulit menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Belajar dari sejarah perjuangan, para pendiri negeri dan pemimpin bangsa mendapat unconditional trust – kepercayaan dari rakyat tanpa syarat karena memiliki integritas yang tinggi. Selain, tentunya, tiada henti memperjuangkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Dapat dikatakan hidupnya untuk rakyat. Bukan memperjuangan kepentingan dirinya, kelompoknya, dan kerabatnya.
Mari kita ikuti jejak para para pemimpin bangsa, jadilah pemimpin yang terpercaya karena senantiasa menjunjung tinggi integritas, tak hanya sebatas di atas kertas,tetapi tercermin dalam aktivitas sehari – hari. Tak hanya sebatas retorika, tapi aksi nyata. Semoga (Azisoko).
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.