POSKOTA.CO.ID - Biasanya suhu di musim hujan akan lebih dingin dari biasanya, hal ini mungkin dihindari oleh orang-orang dengan alergi dingin.
Pasalnya, jika terkena suhu dingin, alergi dingin akan kambuh dnegan beragam keluhan.
Namun pada sebagian orang rupanya alergi dingin tidak diketahui ciri awal mulanya.
Sehingga, penanganannya pun bisa saja terlambat saat sudah dalam kondisi parah.
Dengan demikian penting untuk mengetahui ciri awal alergi dingin, terlebih bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dnegan keluhan tersebut.
Ciri Awal Alergi Dingin
Gejala alergi dingin umumnya muncul dalam bentuk ruam kulit yang gatal, kemerahan, atau bahkan bengkak.
Gejala-gejala ini biasanya terjadi setelah seseorang terpapar suhu dingin secara mendadak.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri awal alergi dingin yang perlu diperhatikan:
Ruam Kulit
Salah satu tanda utama alergi dingin adalah munculnya ruam atau bentol-bentol pada kulit setelah terpapar udara dingin.
Ruam ini bisa berwarna merah atau pucat, dan kadang disertai dengan rasa gatal.
Gatal-gatal dan Pembengkakan
Kulit yang terkena paparan dingin mungkin terasa sangat gatal, dan pada beberapa kasus, dapat mengalami pembengkakan.
Pembengkakan ini terjadi karena pelepasan histamin (zat yang menyebabkan reaksi alergi) dalam tubuh sebagai respons terhadap dingin.
Kesulitan Bernafas atau Sesak Dada
Pada beberapa individu, alergi dingin bisa mempengaruhi saluran pernapasan.
Gejala seperti sesak napas atau sesak dada bisa terjadi, terutama jika ada kombinasi dengan faktor lain seperti infeksi saluran pernapasan atas.
Kemerahan pada Wajah dan Tangan
Sebagian orang yang alergi terhadap suhu dingin juga mengalami kemerahan pada wajah, tangan, atau bagian tubuh lain yang terpapar langsung dengan suhu dingin.
Pada beberapa kasus, gejala ini lebih mudah terlihat pada bagian tubuh yang lebih sensitif.
Tanda-tanda Sistemik Lainnya
Meskipun jarang, gejala alergi dingin juga bisa melibatkan reaksi sistemik seperti pusing, mual, atau bahkan pingsan pada sebagian orang yang memiliki reaksi alergi berat.
Apakah Alergi Dingin Akan Kambuh di Musim Hujan?
Memang benar, musim hujan di beberapa daerah bisa menjadi faktor pemicu alergi dingin, meskipun suhu di Indonesia tidak pernah mencapai level ekstrem seperti di negara-negara dengan empat musim.
Musim hujan biasanya ditandai dengan suhu yang lebih dingin dan kelembapan yang tinggi, yang bisa memengaruhi sensitivitas kulit dan tubuh terhadap suhu dingin.
Kondisi seperti ini bisa memperburuk gejala alergi dingin pada sebagian orang.
Namun, faktor-faktor lain juga bisa memengaruhi kambuhnya alergi dingin, seperti:
Perubahan suhu yang mendadak: Pergantian dari udara panas ke udara dingin yang tiba-tiba (misalnya, ketika memasuki ruangan ber-AC setelah berada di luar saat hujan) bisa memicu reaksi alergi.
Paparan air dingin: Saat hujan atau ketika seseorang terpapar air dingin secara langsung, reaksi alergi pada kulit bisa terjadi dengan cepat.
Stres dan kelelahan tubuh: Faktor-faktor eksternal lain seperti stres atau kelelahan tubuh dapat membuat sistem kekebalan tubuh lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan, termasuk paparan suhu dingin.
Penjelasan Ilmiah Mengenai Alergi Dingin
Pada dasarnya, alergi dingin terjadi akibat respons tubuh yang berlebihan terhadap suhu rendah. Ketika kulit terpapar dingin, tubuh menganggap suhu rendah ini sebagai ancaman, memicu pelepasan zat kimia yang disebut histamin.
Histamin ini menyebabkan pembuluh darah di kulit melebar, yang mengarah pada munculnya ruam atau bentol.
Proses ini mirip dengan reaksi alergi lainnya, seperti alergi terhadap makanan atau serbuk sari, di mana sistem imun salah mengenali paparan sebagai ancaman.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pada individu dengan riwayat alergi atau sensitivitas imunologi tertentu, tubuh mereka mungkin lebih cenderung bereaksi terhadap perubahan suhu yang drastis.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology (2018), lebih dari 40 persen individu yang menderita urtikaria dingin juga melaporkan gejala-gejala lain seperti asma atau alergi makanan.
Cara Menangani Alergi Dingin
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami alergi dingin, penting untuk memahami cara mengelola kondisi ini untuk mencegah kambuh atau memperburuk gejalanya. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
Hindari Paparan Dingin
Upayakan untuk tetap berada di lingkungan yang hangat, terutama saat cuaca dingin atau saat hujan.
Kenakan pakaian yang melindungi tubuh dari suhu dingin, seperti jaket tebal, sarung tangan, dan topi.
Gunakan Krim atau Obat Topikal
Untuk mengurangi rasa gatal atau ruam, penggunaan salep atau krim antihistamin bisa membantu.
Krim kortikosteroid juga bisa diberikan jika gejalanya lebih parah, tetapi ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Obat Antihistamin
Obat antihistamin, baik dalam bentuk oral maupun topikal, bisa membantu mengurangi gejala gatal, pembengkakan, dan ruam.
Penggunaan antihistamin sebelum terpapar dingin, jika direkomendasikan oleh dokter, juga bisa membantu mencegah reaksi alergi.
Jaga Kondisi Tubuh
Menjaga tubuh agar tetap hangat dan terhidrasi sangat penting.
Perbanyak konsumsi air hangat dan makanan yang bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Konsultasi dengan Dokter Spesialis
Jika gejala alergi dingin semakin parah atau mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis kulit atau alergi.
Dokter dapat meresepkan obat yang lebih kuat, seperti kortikosteroid oral atau suntikan epinefrin dalam kasus yang sangat parah.
Pengelolaan Stres dan Kesehatan Umum
Stres dapat memperburuk reaksi alergi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan emosi dan tubuh dengan melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan.
Itulah ciri awal alergi dingin yang perlu diketahui agar tepat langkah penanganannya. (*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.