Pengguna Gmail harus berhati-hati, sebab kini ada modus penipuan baru yang mengancam keamanan akun Anda. (Freepik/@rawpixel.com)

TEKNO

Hati-hati, Ada Modus Penipuan Baru Pakai Teknologi AI di Gmail yang Ancam Keamanan Akun!

Rabu 30 Okt 2024, 21:05 WIB

POSKOTA.CO.ID – Berkembangnya teknologi Artificial Intelligence (AI) tentunya memberikan banyak manfaat, tapi juga malah bisa membuat modus penipuan baru. 

Salah satunya untuk para pengguna Gmail yang menggunakannya di berbagai platform, karena sebaiknya untuk meningkatkan kewaspadaan. 

Sebab, saat ini mulai muncul isu keamanan yang melibatkan Gmail dan berpotensi mengancam miliaran pengguna layanan surat elektronik Google ini di seluruh dunia.

Terbaru, dikabarkan bahwa para hacker kini mulai menargetkan pengguna akun Gmail dengan menggunakan ‘panggilan penipuan AI super realistis’. 

Berbekal teknologi AI atau kecerdasan buatan, hacker dapat menipu pengguna biasa, bahkan pengguna yang paling berpengalaman sekalipun.

Kasus Penipuan Pakai Teknologi AI di Gmail Pertama

Kabar ini datang dari Sam Mitrovic, seorang konsultan solusi Microsoft. Dirinya mengetahui adanya penipuan tersebut dalam sebuah posting blog baru-baru ini. 

Dilansir Tom's Guide, penipuan itu bermula ketika ia menerima pemberitahuan yang meminta persetujuannya untuk mencoba memulihkan akun Gmail, sebuah teknik phishing yang cukup umum.

Teknik ini dimaksudkan untuk mengirim pengguna ke portal login palsu untuk mengambil data rahasia mereka saat masuk ke dalamnya. 

Namun, Mitrovic tidak mempercayainya dan menolak permintaan tersebut. Sekitar 40 menit kemudian, ia menerima pemberitahuan bahwa ia telah melewatkan panggilan yang mengaku dari Google Sydney.

Seminggu kemudian, ia mendapat pemberitahuan permintaan persetujuan pemulihan akun lagi. Sama seperti sebelumnya, sekitar 40 menit setelah ia menolaknya, ia mendapat panggilan lagi. 

Dan saat mengangkatnya, ternyata yang menelepon merupakan seorang pria Amerika yang mengaku dari pihak Dukungan Google. 

Pria itu mengkonfirmasi adanya aktivitas mencurigakan di akun Gmail-nya dan mengklaim seorang hacker telah mengakses akunnya selama seminggu dan mengunduh data akun tersebut. 

Mitrovic mengatakan bahwa hal itu memicu tanda bahaya, karena ia mengingat pemberitahuan dari seminggu sebelumnya. 

Saat menelepon, Mitrovic memeriksa nomor telepon asal panggilan tersebut, dan pencarian cepat di Google menunjukkan bahwa nomor tersebut adalah nomor asli dari halaman bisnis Google. 

Namun, karena mengetahui bahwa taktik umum yang digunakan oleh penipu dapat menutupi asal panggilan yang sebenarnya, ia tetap skeptis.

Kemudian dia meminta email untuk dikirimkan kepadanya guna mengkonfirmasi apakah perwakilan yang dimaksud adalah orang yang asli atau bukan. 

Saat pesan tersebut sampai di kotak masuknya, pesan tersebut tampak asli, kecuali bahwa salah satu alamat di kolom ‘kepada’ adalah domain non-Google yang disamarkan dengan cerdik. 

"Penelepon berkata Halo, saya abaikan sekitar 10 detik kemudian, lalu berkata Halo lagi. Pada titik ini saya mencurigainya sebagai suara AI karena pengucapan dan spasinya terlalu sempurna," ujar Mitrovic.

Saat itu, dia menyadari bahwa hal tersebut adalah penipuan, kemudian Mitrovic menutup telepon. Dirinya langsung mengambil tindakan pengamanan lanjutan akun Google-nya.

Sebelum munculnya AI, penipuan seperti ini membutuhkan orang sungguhan untuk melakukan panggilan telepon semacam ini. 

Kini, hanya dengan mengklik tombol, seorang hacker dapat melakujan ratusan atau mungkin ribuan serangan semacam itu sekaligus. 

Kemudian saat mereka memiliki akses ke akun sebagian kecil pengguna yang tertipu, mereka dapat memanfaatkan akun Gmail yang baru saja diretas untuk menghasilkan uang.

Bisa saja dengan meminta ‘tebusan’ agar pengguna dapat memperoleh kembali akses, atau hal lain yang akan merugikan pemilik akun Gmail.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Tags:
modus peenipuan baruteknologi AIpemilik akun gmail

Fia Afifah Rahmah

Reporter

Fia Afifah Rahmah

Editor