Timnas Indonesia U-17 berhasil mengalahkan tuan rumah Kuwait 1-0 pada laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Satu-satunya gol dilesakkan Mathew Baker menit ke-8.
Pasukan Garuda Muda menunjukkan mental pejuang ketika menghadapi tekanan dari pemain Kuwait yang berusaha memancing emosional, Zahaby Goly, Cs.
Meski menang, penampilan pasukan Nova Arianto dinilai pecinta sepak bola masih kurang memuaskan. Permainan tim dianggap belum maksimal karena masih sering buang bola yang belum jelas visinya (long ball).
Kemudian Finishing yang terkadang masih suka bingung dalam mengambil keputusan.
Karena itu Nova wajib berbenah di match kedua. Dimana jangan lagi melakukan passing salah dan bola yang dikuasai kepotong terus oleh lawan.
Dibutuhkan pemain yang bisa mengatur ritme serangan di lini tengah, dimana kapan waktunya menahan bola dan melakukan penyerangan sehingga bola tidak terbuang percuma.
Sang pelatih sendiri mengakui memiliki catatan kelemahan pemainnya di laga kontra Al-Azraq julukan Kuwait dan akan berusaha untuk memperbaikinya.
Salah satu hal yang harus diperbaiki segera adalah ketenangan ketika menguasai bola.
Selain itu, juga menyoroti konsentrasi pemain yang sempat goyah saat lawan membangun serangan. Para pemain bingung bagaimana mengantisipasi serangan balik, sehingga tidak membuat blunder di depan gawang.
Beberapa kali pemain yang berusaha menghalau bola justru nyaris membuat gol bunuh diri. Begitu juga dalam melakukan penjagaan lawan yang belum berjalan maksimal.
Dibutuhkan pemain yang memiliki ketenangan dan konsentrasi.
Pasukan Merah Putih menghadapi tantangan yang tak mudah di Kualifikasi Piala Asia U17 2025. Di Grup G Australia tercatat tiga kali mentas di semifinal Piala Asia U17, sehingga jelas akan menjadi ujian berat buat Indonesia.
Sementara status tuan rumah Al-Azraq tentu juga bisa menjadi pembeda.
Namun, kita harus memberikan apresiasi terhadap mental pejuang para pemain Timnas Indonesia yang bermain di markas lawan. Meski para pemain terlihat tegang dan gugup itu dinilai masih wajar karena bermain di laga pertama.
Dan ini dialami semua timnas di laga perdananya meski tim sekelas raksasa dunia Argentina dan Brasil.
Semoga pada dua laga melawan Kepulauan Mariana Utara dan Australia para pemain bisa menikmati pertandingan. Ingat kekalahan menyakitkan dari Australia 5-3 di semifinal Piala AFF 2024 dianggap karena Garuda Muda saat itu bermain 10 pemain akibat kartu merah.
Saatnya dendam kesumat tersebut ditumpahkan dengan memberikan permainan menarik dan berjuang pantang menyerah. Tunjukkan ke Negara Kanguru tersebut meski bermain di negara lain, Garuda Muda tetap sebagai tim menakutkan.
Dan hal ini sudah dirasakan pasukan Al-Azraq yang tak menduga dengan permainan Timnas Indonesia. *
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.