POSKOTA.CO.ID - Pinjaman online (pinjol) bisa mendatangkan banyak dampak negatif sekali pun nasabah bersangkutan bisa melunasi utangnya.
Dari mulai ancaman dari Debt Collector (DC), potensi kebocoran data pribadi, hingga dampak psikologis mungkin bakal dirasakan nasabah.
Situasi semakin sulit jika seorang nasabah mengalami kesulitan dalam membayar atau terjebak dalam lingkaran utang.
Jika sudah terjebak, bukan tak mungkin dampak psikologis serius akan menghinggapi kehidupan nasabah pinjol dalam jangka panjang.
10 Dampak Psikologis yang Mungkin Terjadi Kepada Nasabah Pinjol
1. Stres dan Kecemasan Berlebihan
Kewajiban untuk membayar utang yang tinggi, ditambah dengan bunga dan denda yang terus meningkat, dapat menyebabkan stres yang intens.
Pemikiran tentang bagaimana cara melunasi utang ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memicu kecemasan yang berlebihan.
Pemikiran negatif tentang utang yang belum terbayar dapat membuat seseorang merasa terus-menerus tertekan.
2. Rasa Bersalah dan Malu
Banyak orang yang merasa bersalah karena tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, yang berujung pada ketidakmampuan membayar utang pinjol.
Mereka merasa malu kepada keluarga atau teman-teman karena dianggap tidak bertanggung jawab secara finansial.
Rasa malu ini bisa menjadi lebih besar jika mereka mendapat tekanan dari penagih pinjol yang sering kali menggunakan metode intimidasi, seperti menghubungi kerabat atau kolega.
3. Gangguan Tidur (Insomnia)
Masalah utang yang belum terselesaikan sering kali menyebabkan sulit tidur atau bahkan insomnia.
Pikiran-pikiran tentang cara melunasi utang, ancaman penagihan, atau ketakutan akan konsekuensi hukum dapat membuat seseorang tidak bisa tidur nyenyak.
Kurangnya tidur yang berkepanjangan ini dapat berujung pada kelelahan fisik dan mental.
4. Depresi
Depresi adalah salah satu dampak psikologis paling serius dari masalah utang. Orang yang merasa tidak mampu membayar pinjol sering kali merasa terjebak dalam situasi yang tanpa jalan keluar, sehingga memicu perasaan putus asa.
Depresi ini bisa disertai dengan hilangnya minat pada aktivitas sehari-hari, merasa tidak berharga, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri dalam kasus yang parah.
5. Perasaan Terisolasi
Orang yang terlibat utang pinjol sering kali merasa malu atau takut bercerita kepada orang lain tentang situasi mereka, terutama kepada teman atau keluarga.
Ini dapat menyebabkan perasaan isolasi sosial karena mereka memilih untuk menghindari interaksi dengan orang lain, terutama jika merasa bahwa mereka akan dihakimi atau tidak dipahami.
6. Tekanan dari Penagih Utang
Tekanan dari penagih utang pinjol atau Debt Collector (DC), yang sering kali menggunakan cara-cara kasar atau intimidasi, dapat memperparah stres psikologis.
Penagihan yang dilakukan melalui telepon secara berulang kali, pesan ancaman, hingga penyebaran informasi kepada kontak pribadi sering kali membuat peminjam merasa cemas dan takut.
Praktik penagihan utang yang tidak etis juga dapat menimbulkan trauma psikologis.
7. Ketakutan dan Paranoia
Beberapa peminjam mengalami ketakutan berlebihan atau paranoia bahwa mereka akan didatangi oleh pihak penagih utang atau menghadapi masalah hukum.
Mereka mungkin khawatir tentang dampak sosial yang bisa terjadi jika utang mereka diketahui oleh orang lain.
Perasaan ketakutan ini bisa membuat peminjam merasa tidak aman, bahkan ketika mereka berada di rumah atau tempat yang seharusnya membuat mereka nyaman.
8. Menurunnya Harga Diri
Ketidakmampuan untuk melunasi utang dapat menyebabkan turunnya harga diri dan membuat seseorang merasa gagal secara pribadi atau finansial.
Mereka mungkin merasa tidak kompeten dalam mengelola keuangan mereka atau merasa terpuruk secara mental.
Perasaan ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
9. Dampak pada Hubungan Sosial dan Keluarga
Utang pinjol dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan dengan keluarga atau teman. Konflik sering muncul jika keluarga merasa terbebani dengan utang yang harus dilunasi, terutama jika mereka dimintai bantuan finansial.
Selain itu, komunikasi dalam keluarga bisa terganggu karena adanya rasa malu, stres, atau perasaan bersalah yang dialami oleh peminjam.
10. Kehilangan Motivasi dan Produktivitas
Tekanan mental akibat utang bisa menyebabkan seseorang kehilangan motivasi untuk bekerja atau melakukan aktivitas produktif lainnya.
Pikiran mereka mungkin terus-menerus terfokus pada utang yang belum terbayar, sehingga sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan atau proyek lain.
Penurunan produktivitas ini bisa memperburuk situasi keuangan, menciptakan siklus masalah yang semakin sulit untuk diatasi.
Utang pinjol yang tidak terkendali dapat membawa dampak psikologis yang serius, sehingga penting untuk selalu bijak dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan.
DISCLAIMER: Artikel ini tidak mengajak atau menyarankan pembaca untuk melakukan pinjaman online. Selalu pertimbangkan dengan bijak jika ingin melakukan pinjol dan pastikan kreditur yang dituju sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bukan pinjol ilegal.(*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.