Sementara, diabetes muncul ketika sel beta tidak cukup atau sel beta tidak lagi memproduksi cukup insulin.
Para peneliti di Montreal Clinical Research Institute di Kanada menemukan protein baru yang disebut ERGP.
Protein itu membutuhkan vitamin K yang telah melalui gamma-karboksilasi agar dapat bekerja dan sangat penting bagi penderita diabetes.
"Studi kami menunjukkan protein ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kadar fisiologis kalsium dalam sel beta untuk mencegah gangguan sekresi insulin,” kata salah satu peneliti, Julie Lacombe.
Studi yang dipimpin profesor kedokteran Mathieu Ferron itu didasarkan pada penelitian sebelumnya, yang mengungkap hubungan antara kekurangan vitamin K dengan perkembangan diabetes.
Menurut studi terdahulu, peserta yang mendapat banyak vitamin K dari makanan memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena diabetes tipe dua.
Meskipun, peneliti di studi silam itu tidak menyebut vitamin K sebagai alasan penurunan risiko perkembangan diabetes tipe dua.
Temuan lantas dikembangkan oleh periset di Kanada mengenai pentingnya asupan vitamin K dalam melindungi dari risiko diabetes.
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak dan punya dua bentuk biologis aktif.
Ada vitamin K1 (phylloquinone), yang ditemukan dalam makanan nabati seperti sayuran berdaun hijau.
Sementara, K2 (menaquinone), ditemukan dalam daging, keju, telur, makanan fermentasi, dan mikrobioma usus.
Vitamin K sangat penting untuk beberapa fungsi dalam tubuh, seperti pembekuan darah, pembentukan tulang, dan kesehatan jantung.