Ilustrasi. Peneliti ungkap temuan bahwa bakteri di usus bisa picu risiko serangan jantung. (Freepik/Lifestylememory)

Kesehatan

Benarkah Bakteri di Usus Bisa Sebabkan Serangan Jantung? Peneliti Ingatkan Jangan Abaikan Hal Ini

Selasa 15 Okt 2024, 21:07 WIB

POSKOTA.CO.ID - Serangan jantung merupakan salah satu maslaah kesehatan yang bisa menyebabkan kematian.

Kini diketahui bahwa penderita serangan jantung tidak hanya pada usia dewasa atau lansia.

Ada beberapa fakto ryang dinilai sebagai penyebab serangan jantung.

Salah satunya yakni bakteri di usus yang mungkin banyak disepelekan.

Dikutip dari Siasat Daily, sejumlah peneliti menemukan hubungan antara tingkat bakteri tertentu yang hidup di usus dan plak aterosklerosis koroner, yang dibentuk oleh penumpukan timbunan lemak dan kolesterol.

Peneliti di Uppsala and Lund University di Swedia menganalisis bakteri usus dan pencitraan jantung di antara 8.973 partisipan berusia 50 hingga 65 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Circulation ini mengungkapkan bahwa bakteri mulut, terutama spesies dari genus Streptococcus, dikaitkan dengan peningkatan terjadinya plak aterosklerotik pada arteri kecil jantung ketika berada dalam flora usus.

"Spesies dari genus Streptococcus merupakan penyebab umum pneumonia dan infeksi pada tenggorokan, kulit, dan katup jantung," kata Tove Fall, Profesor Epidemiologi Molekuler di Uppsala.

"Kami sekarang perlu memahami apakah bakteri ini berkontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis," sambungnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menyelidiki hubungan antara mikrobiota usus dan penumpukan timbunan lemak di arteri jantung. 

Sejumlah besar sampel dari pencitraan jantung dan flora usus memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi hubungan baru.

"Di antara temuan kami yang paling signifikan, Streptococcus anginosus dan S oralis subsp oralis adalah dua yang terkuat," kata Sergi Sayols-Baixeras, penulis utama dari Uppsala University.

Tim peneliti juga menemukan beberapa spesies yang terkait dengan penumpukan timbunan lemak di arteri jantung terkait dengan tingkat spesies yang sama di mulut. 

Hal ini diukur dengan menggunakan sampel feses dan air liur.

Selain itu, bakteri ini dikaitkan dengan penanda peradangan dalam darah, bahkan setelah memperhitungkan perbedaan pola makan dan pengobatan antara partisipan yang membawa bakteri dan yang tidak.

"Kami mulai memahami bagaimana inang manusia dan kumpulan bakteri di berbagai kompartemen tubuh saling memengaruhi satu sama lain. 

Kita sekarang perlu menyelidiki apakah bakteri ini merupakan pemain penting dalam perkembangan aterosklerosis," katanya.

Anda bisa rutin memeriksakan diri terkait kesehatan Anda untuk memastikan tidak ada risiko serangan jantung. (*)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
KesehatanSeranganjantungpenelitiBakteriusus

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor