Kronologi Peristiwa G30S PKI, Catatan Kelam Sejarah Indonesia

Senin 30 Sep 2024, 19:49 WIB
kronologi peristiwa G30S PKI yang merupakan catatan sejarah kelam Indonesia. (RRI)

kronologi peristiwa G30S PKI yang merupakan catatan sejarah kelam Indonesia. (RRI)

POSKOTA.CO.ID - Peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S PKI tidak akan luput dari ingatan masyaraklat Indonesia.

Pasalnya, peristiwa G30S PKI dinilai sebagai catatan kelam sejarah Indonesia.

Peristiwa ini sering diperingati setiap tahunnya, salah satunya yakni melalui tayangan film yang mengisahkan cerita kelam tersebut.

Peristiwa G30S PKI juga menjadi kisah mencekam bukan hanya untuk keluarga korban yang terbunuh, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Tanah Air.

Seperti diketahui bahwa pada peristiwa ini terjadi pembunuhan perwira tinggi militer Republik Indonesia yang dinilai sebagai catatan tragis.

Pasalnya, disebut-sebut tidak ada kisah para Jenderal di dunia yang seperti demikian.

Kronologi Peristiwa G30S PKI

Pada 30 September 1965 tepatnya hari Kamis malam peristiwa mencekam ini terjadi.

Gerakan yang diketuai oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit sebagai ketua PKI ini menyasar beberapa rumah perwira tinggi militer. 

Tujuannya yakni untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno.

Tidak hanya itu, tujuan G30S PKI juga untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis.

Bukan tanpa alasan PKI menculik dan membunuh para perwira tinggi tersebut.

Mereka ingin melemahkan pertahanan militer Indonesia untuk memperlancar gerak mereka dalam mencapai tujuannya.

Diketahui bahwa ada beberapa korban dalam peristiwa G30S PKI ini. Bahkan para korban mendapatkan penyiksaan tragis hingga meninggal dunia.

Gerakan penculikan ini dimulai di Jakarta yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Pada saat itu ia merupakan Komandan Batalyon I Cakrabirawa, yang cukup dikenal.

1. Pada tanggal 30 September 1965 merupakan awal mula G30S PKI terjadi

Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief sebagai ketua pelaksanaan penculikan para jenderal dan perwira tinggi militer.

2. Bergerak sekitar pukul 03.00 WIB

Pasukan Cakrabirawa dan anggota PKI mulai melancarkan aksinya dari Halim Perdanakusuma.

Kemudian mereak menuju rumah para perwira tinggi militer, dnegan cara menghabisi para tentara yang tengah berjaga di sekitar wilayah tersebut.

3. Membunuh beberapa korban di rumahnya masing-masing

Di antaranya yakni Letjen Ahmad Yani, Mayjen MT Haryono, dan Brigjen DI Panjaitan.

Bahkan tragedi ini sempat disaksikan oleh pihak keluarga salah satu korban yakni, putri Brigjen DI Panjaitan.

4. Pasukan Cakrabirawa menangkap beberapa korban lainnya

Di antaranya yakni Mayjen S. Parman, Brigjen Sutoyo dan Kapten Tendea.

Pada saat itu, Kapten Tendean sempat dikira Jenderal AH Nasution, lantaran ia merupakan ajudan dan tinggal di kediaman sang Jenderal.

5. Jenderal AH Nasution berhasil kabur

Ia menjadi satu-satu korban yang berhasil menyelamatkan diri dengan melewati dinding.

Diketahui bahwa dinding tersebut berbatasan dengan taman di Kedutaan Besar Irak.

6. Pasukan Cakrabirawa melancarkan kembali aksinya di Lubang Buaya.

Setelah membunuh tiga perwira, mereka membawanya ke suatu tempat.

Rupanya di sana mereka juga membunuh ketiga lainnya di Lubang Buaya.

Keenam jenazah perwira tinggi militer tersebut dimasukan ke dalam sumur di Lubang Buaya dengan diameter 75 sentimeter dan 12 meter.

7. Peristiwa G30S PKI juga terjadi di beberapa daerah lainnya

Yakni di wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta mereka juga melancarkan aksinya.

PKI menguasai gedung Radio Republik Indonesia (RRI) kemudian mengumumkan Dekrit No. 01.

Yang menyatakan bahwa G30S sebagai upaya penyelamatan negara dari Dewan Jenderal yang ingin mengambil alih kekuasaan.

8. Pada 3 Oktober 1965 jenazah perwira tinggi militer ditemukan

Berkat adanya penelusuran kasus dan saksi, jenazah para korban pun berhasil ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Momentum ini merupakan duka cita mendalam bagi rakyat Indonesia.

Berdasarjan hasil investigasi DN Aidit diettapkan sebagai tersangka hingga pada 22 November 1965 ia ditangkap di Desa Sambeng, Solo dan dieksekusi mati keesokan harinya.

Pada 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia atau PKI dibubarkan setelah dikeluarkannya.

Hal itu setelah terbitnya Keputusan Presiden Nomor 1/3/1966 perihal pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).

Hingga saat ini, peristiwa G30S PKI masih diingat oleh rakyat Indonesia sebagai pengkhianatan. (*)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update