Umar Kei Ceritakan Duduk Perkara Kericuhan di Menara Kadin

Kamis 19 Sep 2024, 22:29 WIB
Umar Kei (kemeja kotak putih-hitam) saat ditemui wartawan di Pondok Gede, Kota Bekasi. (Poskota/Ihsan Fahmi)

Umar Kei (kemeja kotak putih-hitam) saat ditemui wartawan di Pondok Gede, Kota Bekasi. (Poskota/Ihsan Fahmi)

POSKOTA.CO.ID - Tokoh Maluku, Umar Kei menjelaskan duduk perkara kericuhan yang terjadi di Menara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Jakarta Timur (Jaktim).

Umar mengatakan, ia diminta datang ke Menara Kadin, karena dihubungi oleh Taufan Eko Nugroho Rotorasiko, adik ipar Ketua Kadin versi Musyawarah Luar Biasa (Munaslub), Anindya Bakrie.

Kala itu, Taufan memberi tahu Umar adanya sekelompok pemuda diduga dari Maluku di Menara Kadin. Umar pun meminta Taufan mengirim bukti berupa foto.

"Jam 10 malam saya ditelpon Taufan, ia mengatakan bahwa ada anak-anak Maluku datang ke gedung Kadin. Saya bilang, coba kirim fotonya, dikirim fotonya," kata Umar Kei di Pondok Gede, Kota Bekasi, Kamis, 19 September 2024.

"Foto itu saya anggap adik-adik kita yang usia di bawah. Saya bilang, 'perlukah saya ke sana?' Taufan panggil saya itu, Ketum ku. Oh, dengan senang hati ketumku (datang saja ke sini)," jelasnya.

Lalu, Umar meminta sang istri ikut bersamanya untuk datang ke Menara Kadin. Saat bertolak Jakarta, Umar pun dikawal dengan sejumlah anggotanya.

"Mana yang Ambon-Ambon? Mereka kebetulan duduk. Saya bilang, 'hei saudara ku kamu dari Ambon mana?', 'Oh kami anak timur. Masuk, masuk, masuk'," ujarnya menceritakan ulang pertemuan di Menara Kadin.

Menurut Umar, para pemuda itu merupakan pekerja outsorcing atau pekerja tidak tetap di Menara Kadin. Pemuda itu, katanya, menyampaikan keluhan bahwa kontrak kerjanya habis pada 2025 seiring dengan kepengurusan Kadin era Anindya Bakrie.

"Saat masuk, saya tanya, kalian maunya apa? Apa yang kalian ingin? Di sini. Mereka bilang, kami kerja di Outsorcing. Karena kepengurusan baru, kami mau dikeluarkan," ungkapnya.

Setelah itu, Umar menyampaikan keluhan dari para pemuda tersebut kepada Taufan di lantai 29. Ia meminta Taufan untuk memperpanjang kontrak kerja para pemuda tersebut.

"Mereka cari makan di sini. Mereka punya kontrak sampai tahun 2025. Topan, Menurut ketum?, lanjutkan mereka-mereka cari makan di sini. 'Topan' bilang, oke kalau begitu. Perpanjang lagi kalau perlu setahun," terangnya.

Taufan lpun menyanggupi permintaan Umar terkait penambahan masa kerja sekolompok pemuda Timur tersebut. Selepas mendapatkan lampu hijau dari Taufan, Umar pun menyampaikan kabar tersebut kepada para pemuda di lantai 3 Menara Kadin.

"Kita semua pulang, Kalian kerja seperti biasa. Sudah selesai," singkat Umar kepada pekerja Menara Kadin itu.

Di lantai 3, Umar rupanya bertemu dengan Arif Rahman, Staf Khusus (Stafsus) Ketum Kadin 2021-2026, Arsjad Rasjid. Menurut pengakuan Umar, Arif terlihat sedang menelepon dengan suara keras.

Umar mengaku tidak nyaman dengan cara Arif melakukan percakapan telepon dengan nada keras. Sebab, ia sedang berbicara dengan para pemuda asal Timur.

"Bagi saya, saya tidak ada urusan dengan urusan kalian (di Kadin). Saya urusannya dengan adik-adik yang Outsourcing," paparnya.

Saat hendak pulang, Umar sempat berbincang dengan Arief di suatu ruangan. Di sela-sela diskusi, Arief menyebut mereka adalah bagian dari Kadin, dan berharap yang tidak berkepentingan segera keluar.

Mendengar, kata-kata tersebut, Umar merasa tersinggung. Ia kemudian bercanda dengan melempar minuman kaleng bekas ke arah Arif.

"Saya tersinggung. Saya kebetulan ada kaleng kosong, Minuman yang sudah habis. Saya candai dia. ‘Lu jangan gitu dong'," tuturnya.

Arif membalas lemparan Umar dengan minuman yang masih utuh. Menurutnya, lemparan tersebut cukup keras.

"Dia pakai dengan tenaga lempar saya," paparnya.

Hal ini memicu pengikut Umar marah, lalu menganiaya Arif. Umar mengaku pengikutnya berlaku salah.

Namun, Arif lantas berteriak agar pasukannya masuk ke dalam ruangan dan menyerang balik pengikut Umar.

Umar mengaku tidak menyentuh Arif saat keributan pecah. Sementara pasukan Arief mencari anggota Umar yang melakukan penganiayaan.

"Mereka masuk. Anggota saya juga bela diri, karena mereka bawa golok. Jadi dapat pukul keluar Bonyok. Anggota saya juga ada yang dapat pukul, Bahkan pegang golok, Ada luka," ungkapnya.

Saat bentrokan terjadi, ia dan sejumlah anggotanya sempat berpindah ruangan. Saat itu, Umar menghubungi polisi untuk meminta dievakuasi.

Buntut kejadian itu, Arief melaporkan Taufan Eko Nugroho dan Umar ke Polda Metro Jaya atas tindakan pengeroyokan pada Selasa, 17 September 2024.

Sementara Umar melalui kuasa hukumnya, Abdul Fatah Fasolo melaporkan Arif atas tuduhan penganiayaan ke Polda Metro Jaya pada Rabu, 18 September 2024.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita menarik setiap hari.

Berita Terkait

News Update