Dalam konteks GERD, nyeri dada seringkali terjadi ketika isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi serta peradangan.
Perlu diingat nyeri dada merupakan gejala yang serius dan jika Anda terus mengalami nyeri dada, penting untuk menemui dokter sesegera mungkin untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda serta menepis kemungkinan kondisi jantung.
Mual
Banyak gejala GERD terjadi karena asam lambung bocor kembali ke kerongkongan. Selain mulas dan nyeri dada, mual atau keinginan untuk muntah juga sering terjadi.
Mual seringkali memburuk setelah makan dan kemudian segera berbaring. Anda dapat mencoba mengurangi rasa mual terkait GERD dengan menjaga tubuh tetap tegak atau berjalan perlahan setelah makan.
Masalah Menelan
Masalah menelan atau disfagia, sering kali terjadi karena gejala GERD yang berkelanjutan. Paparan asam lambung yang terus-menerus ke esofagus dapat merusak lapisan esofagus dan menyebabkan terbentuknya jaringan parut.
Akibatnya, kerongkongan Anda mungkin menyempit sehingga makanan lebih sulit melewatinya dengan lancar.
Gejala umum masalah menelan pada GERD meliputi:
- Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan
- Ketidaknyamanan atau nyeri saat menelan
- Kebutuhan untuk mengambil gigitan lebih kecil atau mengunyah lebih teliti
Dalam kasus yang sangat parah, disfagia dapat memengaruhi kerongkongan sehingga Anda tidak bisa makan dengan benar.
Hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi atau terjadinya penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Batuk kronis
Batuk kronis terkait GERD (GERC) terjadi ketika GERD berkontribusi terhadap berkembangnya dan menetapnya batuk kronis.
Dengan GERC, asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran udara.
Iritasi ini dapat merangsang refleks batuk sehingga mengakibatkan batuk terus-menerus yang berlangsung lebih dari delapan minggu.