Obrolan Warteg. (Poskota.co.id/Yudhi Himawan)

Sental-Sentil

Obrolan Warteg: Merangkul, Bukan Memukul

Selasa 16 Jul 2024, 07:03 WIB

HIDUP itu, sekecil apa pun harus memberi manfaat kepada lingkungan. Kalau tidak bisa memberi manfaat kepada lingkungan, kalau belum bisa, minimal kepada tetangga dekatnya. Masih tidak bisa juga, setidaknya kepada diri sendiri.

“Nah , kalau tidak bisa juga bermanfaat kepada dirinya sendiri, gimana?” tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.

“Itu namanya hidup, tetapi tidak bermakna bagi kehidupan. Sepertinya tidak ada seorangpun yang hidupnya tidak memberi manfaat setidaknya kepada diri sendiri,” jawab Yudi.

“Yang diajarkan adalah sedapat mungkin memberi manfaat kepada orang lain, sekecil apa pun manfaat yang diberikan. Kalau belum bisa memberi manfaat kepada orang lain, jalankan hidup yang positif,” tambah Mas Bro.

“Setuju Bro. Hidup itu harus positif, memberi nilai plus, bukan minus, termasuk dalam dunia politik juga harus selalu berpikir positif, bukan negatif,” ujar Heri.

“Atraksi politik juga hendaknya bernilai positif untuk membangun bangsa dan negara,” tutur Mas Bro.

“Contohnya seperti apa, Bro?” tanya Heri.

“Politik merangkul, bukan memukul itu atraksi politik yang positif membangun bangsa dan negara,” ungkap Mas Bro.

“Iya kalau cakar-cakaran terus kapan majunya, ya,” sela Yudi.

“Kalau cakar-cakaran berarti ada yang melukai dan terlukai, tersakiti,” timpal Mas Bro.

“Soal politik merangkul, mencuat pendapat mengubah status Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA), bagian dari atraksi politik merangkul, gimana menurut kalian?” tanya Heri.

“Bisa dikatakan begitu, jika para anggota DPA nantinya di antaranya adalah para mantan presiden dan wakil presiden, selain tentunya tokoh ahli lainnya, juga lawan politiknya di pilpres,” beber Mas Bro.

“Boleh jadi ini pembuktian politik merangkul seperti sering dikatakan Prabowo ketika masa kampanye pilpres,” tambah Yudi.

“Bisa juga demikian, tetapi tafsir politik boleh jadi akan beragam tergantung sudut pandang. Yang jelas merangkul akan lebih baik, ketimbang memukul,” ucap Mas Bro.

“Politik merangkul itu mengajak berteman, menganggap sebagai sahabat. Beda dengan memukul itu menganggap sebagai lawan untuk dijatuhkan,” kata Heri.

“Semoga politik merangkul membudaya di negeri kita,” kata Mas Bro. (Joko Lestari)

Tags:
Obrolan WartegmanfaatPolitik

Administrator

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor