Ilustrasi - Tumpukan barang akibat hoarding disorder. (Pixabay)

Kesehatan

Hoarding Disorder, Apa Itu?

Selasa 16 Jul 2024, 23:59 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hoarding Disorder atau gangguan penimbunan adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan kronis dalam membuang atau berpisah dengan barang-barang, terlepas dari nilai sebenarnya dari barang-barang tersebut. 

Kondisi ini dapat menyebabkan penimbunan berlebihan, hingga menyebabkan rumah atau lingkungan seseorang menjadi penuh sesak dan tidak teratur. 

Akibatnya, gangguan ini dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sosial, fisik, emosional, maupun finansial.

Gejala Hoarding Disorder

Beberapa gejala umum dari Hoarding Disorder meliputi:

1. Kesulitan Membuat Keputusan

Seseorang dengan gangguan ini merasa sangat sulit untuk memutuskan apakah akan menyimpan atau membuang barang, bahkan jika barang tersebut tidak memiliki nilai penting.
   
2. Kecenderungan Menimbun

Terjadi penimbunan barang-barang yang tidak perlu, seperti koran lama, pakaian, dan barang-barang rumah tangga lainnya.

3. Rasa Tertekan atau Cemas

Merasa cemas, tertekan, atau tidak nyaman saat mencoba untuk membuang barang.

4. Penumpukan Barang

Penumpukan barang yang mengganggu fungsi ruang hidup, misalnya, menghalangi jalan, jendela, atau ruang hidup yang penting lainnya.

5. Isolasi Sosial

Menarik diri dari interaksi sosial karena merasa malu atau tidak nyaman dengan kondisi rumah.

Penyebab Hoarding Disorder

Dikutip dari American Psychiatric Association (APA), penyebab gangguan menimbun barang ini tidak diketahui. 

Karena klasifikasinya yang baru, neurobiologi gangguan menimbun barang pada manusia merupakan bidang yang baru berkembang; sehingga masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan yang pasti. 

Namun beberapa faktor di bawah ini mungkin berkontribusi termasuk:

1. Genetik

Ada bukti bahwa gangguan ini dapat diturunkan dalam keluarga.

2. Lingkungan

Pengalaman masa kecil, seperti kehilangan barang-barang penting atau trauma, dapat mempengaruhi perkembangan gangguan ini.

3. Psikologis

Kondisi mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD), seringkali terkait dengan Hoarding Disorder.

Dampak Hoarding Disorder

Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti:

1. Kesehatan dan Keselamatan: Penumpukan barang dapat menciptakan risiko kebakaran, jatuh, atau bahaya lainnya di rumah.

2. Kesehatan Mental: Menimbulkan rasa malu, isolasi, dan gangguan psikologis lainnya.

3. Masalah Sosial dan Keluarga: Merusak hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas karena kondisi rumah yang tidak layak huni.

4. Masalah Keuangan: Menghabiskan uang untuk membeli barang yang tidak diperlukan, hingga menyebabkan masalah keuangan.

Penanganan Hoarding Disorder

Penanganan Hoarding Disorder melibatkan pendekatan yang komprehensif, meliputi:

1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT)

Terapi ini dapat membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan penimbunan barang.

2. Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti antidepresan mungkin diresepkan untuk membantu mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang menyertai gangguan ini.

3. Dukungan Sosial

Kelompok dukungan atau terapi keluarga dapat membantu dalam proses pemulihan dengan memberikan dukungan emosional dan praktis.

4. Pelatihan Keterampilan

Mengajarkan keterampilan pengorganisasian dan pengambilan keputusan untuk membantu penderita mengelola barang-barang mereka dengan lebih efektif.

Hoarding Disorder adalah gangguan mental yang serius dan kompleks yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala gangguan menimbun barang, hubungi dokter atau profesional kesehatan mental Anda. 

Dengan terapi dan dukungan yang tepat, individu dengan gangguan ini dapat belajar mengelola kebiasaan penimbunan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Tags:
hoarding disordergejala hoarding disorderpenyebab hoarding disordergangguan menimbun barang

Fani Ferdiansyah

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor