POSKOTA.CO.ID - Investor terkenal yang sering memberi nasehat keuangan, Robert Kiyosaki, membeberkan cara kaya dengan strategi yang jitu dan terbukti ampuh mendulang pundi-pundi uang.
Menurut Kiyosaki, kini di era digital ada aset yang terbukti mendatangkan cuan berlipat ganda.
Dia menyinggung aset keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang merujuk pada kripto terpopuler, Bitcoin.
Kiyosaki meyakini, aset keuangan terdesentralisasi (DeFi) adalah cara terbaik untuk mengubah seseorang menjadi jutawan, sebagaimana dikutip dari laman Finbold, Jumat, 12 Juli 2024.
Namun dia juga mengingatkan, menghasilkan jutaan dolar sebagai wirausaha adalah hal yang sulit. Sebab dibutuhkan dedikasi yang penuh untuk mencapainya.
"Anda harus benar-benar pintar, berdedikasi, dan beruntung untuk menjadi jutawan yang memulai bisnis Anda sendiri," kata dia, dalam ungguhannya di akun X pribadinya, dikutip pada Jumat, 12 Juli 2024.
Kiyosaki menyarankan agar Bitcoin dimasukkan ke dalam salah satu portofolio investasi. Dan memang bukan rahasia lagi, penulis buku keuangan pribadi terlaris 'Rich Dad Poor Dad' adalah penggemar berat Bitcoin.
Untuk bisa investasi Bitcoin, dibutuhkan akses internet. Anda bisa menggunakan beberapa exchange yang telah resmi ada di Indonesia. Antara lain Indodax dan Reku.
Bahkan dia percaya aset cryptocurrency perdananya akan meningkat dan ia juga setuju dengan pernyataan Ark Invest, Cathie Wood, yang suatu hari nanti bisa mencapai harga 2,3 juta dolar AS, atau sekitar Rp 37 miliar.
Kiyosaki juga memprediksi Bitcoin bisa dapat mencapai 350.000 dolar AS atau sekitar Rp 5,6 miliar pada akhir Agustus 2024.
Dia berpendapat, Bitcoin adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kekayaan seseorang dari “Marxis” di pemerintahan Amerika, yang mengendalikan uang palsu alias dolar Amerika Serikat.
Kiyosaki juga yakin, kripto-kripto besar lainnya seperti Ethereum dan Solana akan menjemput kesuksesan Bitcoin di masa mendatang.
Tidak hanya itu, Kiyosaki juga telah lama menyarankan para pengikutnya di X untuk mengumpulkan logam mulia emas, dan perak, dalam menghadapi krisis.
Adapun krisis yang dimaksud ialah inflasi, meningkatnya utang, dan ketidakstabilan pasar, serta 'gelembung segalanya' yang mencakup produk keuangan tradisional seperti saham dan obligasi.
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI
.jpg)
