JAKARTA, POSKOTA.OR.ID – Pernah mendengar pernyataan bahwa sarapan adalah waktu makan yang terpenting dalam sehari?
Tapi ternyata, banyak orang yang melewatkan waktu sarapan karena terlambat beraktivitas, atau segudang alasan lainnya.
Ada juga yang membuatnya sebagai kebiasaan. Seperti data dari American Journal of Clinical Nutrition, yang menyatakan bahwa seperempat orang Amerika melewatkan sarapan.
Jadi sebenarnya, apakah waktu sarapan ini penting untuk dilakukan? Ternyata masih ada pro dan kontra di dalamnya. Berikut penjelasannya.
Alasan Kuat untuk Tidak Melewatkan Waktu Sarapan
Menurut Dr. Emily Cooper dari Cooper Center for Metabolism, kamu tidak akan mendapatkan manfaat apa pun jika melewatkan sarapan.
“Ketika orang melewatkan sarapan, sebagian besar orang akan mulai mengalami gangguan pada sekresi insulin,” kata Emily.
Banyak alasan saat seseorang melewatkan waktu sarapan. Padahal menurut Emely, melewatkan waktu sarapan adalah sebuah masalah besar bagi pasiennya.
Padahal, tidak perlu makanan tertentu sebagai menu sarapan. Emily mencontohkan dua potong roti panggang gandum utuh dengan tahini dan selai aprikot dan semangkuk kismis bisa jadi pilihan.
Semua makan yang disebutkan di atas adalah menu sarapan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, zat besi, dan lemak sehat.
“Jika Anda tidak mendapatkan cukup makanan di pagi hari, kadar ghrelin akan meningkat di kemudian hari. Tubuh Anda sedang mencoba untuk mengganti semua hal yang Anda lewatkan,” jelasnya.
Efek Waktu Sarapan pada Kognisi Otak
Dr. Jonathan Rosand, salah satu pendiri McCance Brain Care Center di Massachusetts General dan profesor neurologi di Harvard Medical School mengungkapkan pernyataanya.
Dia mengaku ridak banyak bukti antara melewatkan waktu sarapan dan kognisi otak. “Dengan kata lain, melewatkan sarapan tidak akan membuatku bodoh.” jelasnya.
Berbeda dengan Emily, ia tidak berfokus pada kapan, melainkan pada apa. Mendapatkan lebih banyak makanan yang baik yakni pola makan kaya sayuran dan sayuran hijau adalah pilihannya.
Juga dengan mengkonsumsi makanan lain yang terkait dengan kesehatan otak, termasuk ikan berlemak, beri, dan kenari. yang kaya akan omega-3 dan kopi juga teh.
Waktu Sarapan untu Anak Muda
Namun Jonathan berpendapat bahwa sarapan bukanlah ide yang buruk untuk anak-anak, remaja, dan siapa pun yang memiliki masalah kesehatan. Sains mendukungnya dalam hal ini.
American Academy of Pediatrics menemukan bahwa anak-anak yang sarapan biasanya belajar lebih baik, lebih sedikit masalah perilaku, dan melawan tren obesitas remaja dengan menjaga berat badan sehat.
Meski begitu, banyak pasien muda Yasi Ansari yang sering melewatkan sarapan. Bagi Yasi yang merupakan seorang ahli gizi diet terdaftar di Los Angeles, hal ini memprihatinkan.
“Masalahnya jika kebutuhan kita tidak terpenuhi, terutama di masa remaja, hal ini dapat berujung pada kebiasaan makan yang tidak sehat, hubungan yang tidak sehat dengan makanan,” ujarnya.
“Tidak terpenuhinya kebutuhan mereka selama periode ini juga dapat menempatkan individu pada risiko terhambatnya pertumbuhan dan tidak mampu melakukan yang terbaik di kelas,” tambahnya.
Namun, diakuinya, data tersebut tidak meyakinkan. Saat menangani pasien, ia juga mempertimbangkan faktor-faktor lain.
“Apakah mereka cukup memenuhi kebutuhan nutrisi sepanjang hari? Apakah mereka baik-baik saja saat tidur? Seperti apa makanan saat makan siang dan makan malam?” terangnya.
Karenanya, Yasi menyarankan untuk makan secara berkala. “Tetapi yang sama pentingnya adalah mendengarkan apa yang dibutuhkan tubuh Anda,” jelasnya.
Keputusan untuk sarapan atau tidak sarapan ada di tangan kamu. “Salah satu tantangan saat memberikan konseling kepada orang-orang mengenai diet adalah budaya kita semua atau tidak sama sekali,” kata Rosand.
Apakah kamu ingin mulai sarapan? Lakukanlah. “Lakukan perubahan kecil selama berminggu-minggu, berbulan-bulan. Carilah cara untuk menjadi lebih baik,” terangnya.