Ilustrasi - korban kekerasan seksual (KS). (Pixabay/Johnny Gunn)

Jakarta

Siswi SLB di Jakbar Hamil 5 Bulan, Orang Tua Duga Dilakukan Teman Sekelas

Selasa 21 Mei 2024, 10:48 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nasib malang menimpa siswi salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jakarta Barat, yang diduga dihamili teman sekelas.

Anak berkebutuhan khusus itu berinisial AS (15) siswi kelas 7 di sekolah tersebut.

Ibu korban, Rusyani mengatakan kejadian memilukan itu kemungkinan terjadi pada 6 Mei 2024, kala sang anak mulai mengalami perubahan fisik yakni perutnya yang semakin membesar.

Sang anak memiliki keterbelakangan dari segi pendengaran, bicara, dan intelektual.

"Awalnya gak ada kecurigaan karena anak saya datang menstruasi itu enggak setiap bulan. Pernah empat bulan gak datang menstruasi itu enggak ada apa-apa," katanya kepada wartawan, Senin, 20 Mei 2024.

Pada saat malam takbiran kemarin, Rusyani mengungkap jika sang anak mengalami muntah-muntah.

Awalnya Rusyani tak menaruh kecurigaan atas peristiwa tersebut. Namun, ia melihat kondisi anak mulai melemah hingga akhirnya memutuskan untuk membawanya ke klinik.

"Saya masuk ke USG, dinyatakan anak saya hamil lima bulan. Saya syok disitu sampai gak bisa ngapa-ngapain," paparnya.

Alhasil keluarga menanyakan kepada AS terkait kehamilannya itu.

Dengan bahasa isyarat, AS hanya mengisyaratkan jika tindakan asusila terjadi di lingkungan sekolahnya.

Rusyani kemudian menunkukkan dua foto anak laki-laki yang memang satu kelas dengan AS. Saat itu, korban menunjuk salah satu foto anak laki-laki tersebut.

Dari petunjuk itu, ibu korban lantas mendatangi sekolahnya untuk membicarakan masalah ini ke kepala sekolah dan wali kelasnya.

"Kepala sekolah enggak mau nemuin kami ke wali kelasnya, alasannya takutnya syok katanya," ungkap Rusyani.

Kepala Sekolah, Daliman mengatakan bahwa telah menerima laporan terkait hamilnya satu peserta didik berinisial AS itu sejak 8 Mei 2023 lalu.

"Kami tindak lanjuti, kami informasikan kepada guru kelas dan langsung mengajak berbicara dengan anak tersebut, baik korban maupun terduga," ucap Daliman.

Saat mediasi, kata dia,  pihak sekolah sengaja tidak mempertemukan korban dan terduga pelaku. Hal itu untuk membuat keduanya merasa nyaman.

"Singkat cerita, hasil komunikasi antara anak dan orang tua itu tidak ditemukan siapa pelakunya," imbuh dia.

Sekolah mengajak pihak korban untuk menyelesaikannya secara internal dengan melibatkan pihak PPPA karena permasalahan buntu.

Bahkan, sekolah telah berbincang dengan terduga korban.

Dari hasil perbincangan, pihak yang diduga menghamili korban siap bertanggung jawab jika setelah lahir dan tes DNA diketahui bahwa bayi tersebut merupakan darah daging terduga pelaku.

Namun, lantaran temuan di lapangan mengindikasikan kemungkinan kecil pelaku berasal dari dalam sekolah, maka sekolah mengupayakan upaya internal.

Namun dalam kasus ini, pihak keluarga tetap menuntut tanggung jawab sekolah hingga akhirnya kasus ini terpublikasi.

"Jadi segala cara sudah diupayakan, namun tidak ditemukan indikasi bahwa yang melakukan adalah anak sekolah," katanya.

Lebih lanjut, pihak sekolah maupun terduga korban juga mengaku telah menyampaikan rasa prihatinnya kepada korban. Namun terkait hal tersebut, kata Daliman, perlu pembuktian lebih lanjut.

Pasalnya, ucap dia, lima bulan ke belakang sebelum kejadian ini, sekolah tengah meliburkan siswa karena ada ujian akhir semester dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

"Dari segi waktu itu kan libur akhir semester. Di bulan ketiga keempat itu ada istilahnya kegiatan P5, kami melakukan pendampingan, dan ada PAT (penilaian akhir tahun) yang dilakukan lebih awal," kata Daliman.

Hal itu, kata dia, menjadi salah satu gambaran aktivitas di sekolah yang terjadi kala itu. Oleh karena itu, Daliman berkeyakinan jika tidak ada kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolah. Apalagi dilakukan oleh peserta didik.

"Ikhtiar sekolah sudah kami lakukan. Kami berkeyakinan dengan ikhtiar kami ini, kemungkinan kecil kejadian itu di sekolah. Tapi ini kan perlu (pembuktian)," pungkasnya. (Pandi)
 

Tags:
siswi slb hamiljakarta-barat

Pandi Ramedhan

Reporter

Aminudin AS

Editor