Bayar Utang Puasa Ramadhan atau Puasa Syawal yang Harus Didahulukan. (sumber: freepik)

LIFESTYLE

Bayar Utang Puasa Ramadhan atau Syawal? Ternyata Ini yang Harus Didahulukan

Rabu 10 Apr 2024, 08:13 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Selama sebulan penuh menjalankan puasa di bulan Ramadhan dan merayakan hari raya Idul Fitri, puasa syawal dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dijalankan selama enam hari.

Namun, seringkali timbul pertanyaan ketika seseorang hendak melaksanakan puasa syawal tetapi masih memiliki utang puasa Ramadhan.

Tak sedikit umat Muslim yang dilema apakah harus melaksanakan utang puasa Ramadhan atau menjalankan puasa Syawal di bulan kesepuluh ini.

Utang puasa Ramadhan itu sendiri mungkin disebabkan oleh berbagai alasan seperti menstruasi, nifas, sedang dalam perjalanan atau sakit.

Melansir dari website resmi Nahdlatul Ulama, terdapat pandangan yang berbeda di kalangan ulama mengenai prioritas antara melaksanakan puasa Syawal dan membayar utang puasa Ramadhan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa kewajiban membayar utang puasa Ramadhan seharusnya diprioritaskan sebelum melaksanakan puasa sunnah seperti puasa Syawal. 

Hal ini karena utang puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi secepatnya dan perlu segera dituntaskan oleh umat Muslim.

Namun, ada juga pandangan yang memperbolehkan seseorang untuk melaksanakan puasa sunnah seperti puasa Syawal sebelum membayar utang puasa Ramadhan. 

Pendapat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa puasa sunnah tidak memiliki batas waktu tertentu untuk dilaksanakan, sementara utang puasa Ramadhan sebaiknya diselesaikan secepatnya.

Prof. Quraish Shihab dengan tegas menyatakan bahwa, menunaikan utang puasa Ramadhan dengan mengqadhanya di bulan Syawal seharusnya diberikan prioritas dibandingkan melaksanakan puasa Sunnah.

Argumennya adalah bahwa mengqadha puasa Ramadhan yang tertunda merupakan satu kewajiban yang harus dipenuhi, sementara puasa Syawal adalah sebuah kesunnahan. 

Dalam prinsip agama, hal yang wajib atau kewajiban selalu harus diutamakan daripada sekadar anjuran atau kesunnahan.

Pendapat Prof. Quraish Shihab ini didasarkan pada prinsip bahwa kewajiban agama harus dipenuhi dengan segera dan tidak boleh ditunda-tunda. 

Utang puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang harus diselesaikan sesegera mungkin karena merupakan bagian dari ibadah yang harus dipenuhi kepada Allah SWT. 

Sehingga, meskipun puasa Syawal memiliki keutamaan yang besar, namun menunaikan utang puasa Ramadhan seharusnya menjadi prioritas yang lebih tinggi.

Dari pendapat ini jelas untuk memberikan pandangan tentang prioritas dalam melaksanakan ibadah, sehingga dapat membantu umat Islam dalam menentukan langkah yang tepat.

Menurutnya, puasa sunnah Syawal sendiri tidaklah terikat pada tanggal-tanggal tertentu dan tidak harus dilakukan secara berurutan. 

"Puasa Syawal tidak harus dilakukan berturut-turut, asalkan selama dalam bulan Syawal,” tulis dia dalam buku Panduan Puasa bersama Quraish Shihab yang dikutip oleh POSKOTA.

Dengan demikian, puasa sunnah Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih berada di bulan tersebut dan utang puasa Ramadhan harus disegerakan mungkin. 

Tags:
Puasa Ramadhanpuasa syawalSyawal:puasautang puasa

Mutia Dheza Cantika

Reporter

Mutia Dheza Cantika

Editor