Senada dengan Ardi, pedagang pelengkapan muslim dan peci bernama Kasmi (53) berkomitmen tetap menjaga kualitas dagangannya, tetapi harganya tetap merakyat.
"Saat ini ada penjualan online berimbas terhadap penjualan konvensional kaya kita gini jadi merugi. Padalah jika dibandingkan untuk kualitas bahan dan produknya yang kita tawarkan lebih baik ketimbang onlline menawarkan harga murah tapi untuk kualitas tidak sesuai yang diharapkan," tutur Kasmi yang sudah berjualan sejak 1983.
Ibu dua anak dan dua cucu ini berharap, pemerintah lebih memperhatikan para pedagang konvensional agar bisa lebih memajukan usahanya.
"Jika bisa penjualan online ditutup saja, atau dapat mematikan usaha kita," cetusnya.
Sementara itu, Siti Aisyah (40), warga Pesanggrahan Jakarta Selatan, rutin membeli pakaian baru di Pasar Grosir Cipulir.
"Sudah seperti melegenda ya citra Pasar Cipulir harga grosiran jauh lebih murah dibandingkan dengan tempat lain. Selain itu juga lengkap baik kebutuhan perlengkapan pakaian dewasa, anak, bahkan sampai pakaian muslim wanita dan laki-laki semua ada," ungkapnya.
Aisyah berharap pemerintah dapat meningkatkan lagi fasilitas yang sudah ada di Pasar Cipulir, seperti lahan parkir yang masih sangat kurang.
"Jika lagi membludak pengunjung saat moment-moment tertentu seperti lebaran parkiran pengunjung bisa meluber ke jalan. Sehingga banyak parkir liar membuat lalu lintas di kolong jembatan Pasar Cipulir membuat macet lalu lintas," ungkapnya. (Angga Pahlevi)