JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di Indonesia, penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan selalu menjadi perdebatan hingga saat ini. Apalagi Ramadhan 2024 tinggal menghitung hari akan tiba.
Perbedaan tersebut dikarenakan pendekatan yang dilakukan beberapa kelompok dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan.
Penentuan awal bulan Ramadhan sangat penting bagi umat Muslim untuk mulai menunaikan puasa Ramadhan.
Begitupun dengan akhir bulan Ramadhan, untuk memulai bulan Syawal dan penentuan Hari Raya Idul Fitri.
Lalu bagaimana cara Rasulullah Saw menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan di zaman dahulu?
Berikut penjelasannya yang dikutip Poskota.co.id dari berbagai sumber.
1. Penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan dengan metodologi Hilal
Terdapat beberapa hadis yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menentukan awal dan akhir Ramadhan dengan metodologi hilal.
Diantaranya, hadis yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyab, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jika kalian melihat hilal maka berpuasalah, dan jika kalian melihat hilal maka berbukalah (akhirilah puasa kalian), namun jika hilal tak terlihat maka sempurnakanlah tiga puluh hari”. (HR. Muslim, Al-Nasa’I, dan Ibnu Majah)
Selanjutnya adapun riwayat lain yang menjelaskan Rasulullah SAW menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan dengan metode Hilal.