ADVERTISEMENT

Oknum KPPS di Serang Diduga Jadi Aktor Penggelembungan Suara, KPU Gagal dalam Perekrutan

Kamis, 29 Februari 2024 14:04 WIB

Share
Pengamat Politik, Miftahul Adib (ist)
Pengamat Politik, Miftahul Adib (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Politik, Miftahul Adib menilai oknum KPPS di Kota Serang yang diduga menggelembungkan suara bagian dari kegagalan KPU dalam proses perekrutan penyelenggara.

Alasannya, ujung tombak dari kesuksesan Pemilu ada di tangan KPPS karena memiliki tanggung jawab besar. 

Di sisi lain, perekrutannya terkesan singkat. Sehingga berkaitan langsung dengan pendidikan Pemilu yang kadarnya dinilai rendah.

"Ini indikator kegagalan KPU dalam merekrut KPPS. Penyelenggara KPU, sebenarnya ujung tombaknya ada di bawah, para KPPS. Itu direkrut dengan secara singkat, instan dan ala kadarnya, tetapi tanggung jawab mereka tinggi," katanya, Kamis (29/2/2024).

Ia menyebutkan, setiap Pemilu tidak dapat dipungkiri dengan kecurangan, tetapi skalanya kecil. Sehingga setiap penyelenggara harus berintegritas.

"Rekrutmen penyelenggaraan Pemilu itu penting karena pintu atau sekat utama, saluran utama yang harus digaransi betul mereka tidak masuk angin itu KPPS," ujarnya.

Menurutnya, dugaan penggelembungan suara yang terjadi di 7 TPS Kemanisan Kota Serang, tidak dapat digeneralisir. Sebab biasanya hanya dilakukan oleh oknum Caleg.

"Setiap Pemilu pasti ada yang curang, tapi tidak bisa digeneralisir. Ada yang curang ya itu aja paling penggelembungan suara untuk legislatif biasanya, tidak terlalu banyak," ungkapnya.

"Ini hanya mainan oknum Caleg, dia tahu kelemahan KPPS dimana, sebagian besar KPPS tidak bisa diajak main," tambahnya.

Ia menjelaskan, kelemahan demokrasi di Indonesia hanya dinilai secara kuantitas bukan kualitas, karena yang menang suara terbanyak.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Bilal Hardiansyah
Editor: Firman Wijaksana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT