ADVERTISEMENT

Apa Penyebab dan Dampak Stunting, Lalu Bagaimana Cara Menurunkannya?

Senin, 5 Februari 2024 02:14 WIB

Share
Ilustrasi tumbuh kembang pada anak. (jcomp/freepic)
Ilustrasi tumbuh kembang pada anak. (jcomp/freepic)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pada artikel sebelumnya sempat dibahas terkait apa itu stunting dan bagaimana dampaknya?. Hal ini perlu diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.

Bukan tanpa alasan, sebab menurut sejumlah data Survei Status Gizi Nasional (SSGN) tahun 2022, menunjukkan angka 21,6 persen prevalensi stunting di Indonesia.

Dengan kondisi tersebut, maka stunting ini masih menjadi masalah serius yang harus dihadapi, kendati data dari angka di atas sudah menurun dibanding tahun 2021 yang mencapai 24,4 persen.

Sedangkan, menurut target pemerintah terkait prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2024, sedikitnya mencapai 14 persen, dan menurut standar WHO dibawah 20 persen, seperti yang dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Stunting yaitu gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Sedangkan, penyebab stunting selain kekurangan gizi kronis juga turut dipengaruhi oleh ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan dan lingkungan pemukiman.

Kemudian, untuk penyebab secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan urbanisasi, globalisasi, jaminan sosial, pemberdayaan perempuan, sistem kesehatan serta pembangunan pertanian.

Sementara itu, jika melihat dampaknya, stunting bisa terlihat dari jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek bisa menyebabkan gagalnya tumbuh kembang anak, baik secara motorik maupun kognitif, ukuran tinggi badan yang tidak optimal serta gangguan metabolisme.

Dalam jangka panjang, Stunting bisa menyebabkan kapasitas intelektual yang menurun. Dalam hal ini akan terjadi gangguan struktur dan fungsi saraf maupun sel-sel otak yang bersifat permanen.

Sehingga dari kondisi tersebut menyebabkan penurunan kemampuan untuk menyerap pelajaran dan informasi di usia sekolah yang berpengaruh pada tingkat produktivitas saat dewasa.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT