SEPANJANG mata memandang, jalanan penuh umbul – umbul, baliho, poster,
spanduk dan sejenisnya. Yang membedakan satu dengan lainnya, adalah potret
(foto orang), nama dan nomor.
Perbedaan mencolok terlihat pada warna dasar poster atau baliho sebagai identitas partainya.
“Sekarang lagi musim kampanye, itu bagian dari kampanye baliho di jalan –
jalan untuk mengenalkan kepada publik bahwa yang bersangkutan adalah caleg
DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi atau Pusat,” kata Heri mengawali obrolan
warteg usai maksi bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Persoalannya efektif atau tidak kampanye melalui pemasangan baliho di mana
– mana, hingga kompleks perumahan penduduk,” kata Yudi.
“Soal efektif dan tidaknya, itu soal lain, tetapi setidaknya publik menjadi tahu
bahwa yang bersangkutan adalah caleg pada pemilu mendatang,” kata Heri.
“Jumlahnya bisa ribuan, malah puluhan ribu untuk setiap dapilnya. Cukup besar
juga biayanya,” kata Yudi.
“Tidak semua caleg jor – joran memasang tanda gambar lewat poster di jalanan.
Banyak juga yang minim, bahkan hanya beberapa tempat strategis sebagai
pengingat saja,” kat mas Bro.
“Itu lazimnya caleg petahana karena sudah memiliki basis dukungan, di akar
rumput. Sudah yakin pendukungnya tidak akan bergeser karena sudah dibina
selama menjadi wakil rakyat pada periode sebelumnya,” kata Yudi.
“Iya sayang ya uangnya dihamburkan di jalanan dengan memasang poster,
spanduk dan baliho. Lebih efektif disalurkan kepada pendukung di dapilnya,”
“Kalau disalurkan kepada pendukungnya, nanti bisa terkena politik politik uang
dong?,” tanya Heri.
“Bentuknya bukan berupa uang kontan yang dibagi –bagi, tetapi kegiatan yang
bermanfaat bagi lingkungan, misalnya dalam bentuk kegiatan sosial,
memperbaiki saluran, mengaspal jalan lingkungan,” kata Yudi.
“Berarti menjadi caleg harus dermawan ya?,” kata Heri.
“Kalau pelit bagaimana mau mendapat simpati masyarakat,” urai Yudi.
“Jika ingin mendapat simpati masyarakat, maka empatilah kepada derita rakyat,
wajib peduli kepada kebutuhan rakyat. Banyak hal yang bisa dilakukan asal ada
kemauan,” jelas mas Bro.
“Paham deh sekarang, pantas jelang pemilu banyak bermunculan dermawan
baru di mana – mana,” kata Heri.
“Yang penting didasari niat baik, ketulusan dan keikhlasan,bukan semata
berharap imbalan. Semoga menjadi dermawan yang langgeng, bukan dermawan
kagetan,” ujar mas Bro. (joko lestari).