ADVERTISEMENT

Anggota DPR Desak Bapeten Antisipasi HP China dengan Baterai Energi Nuklir

Rabu, 17 Januari 2024 13:28 WIB

Share
Teks Foto : Anggota Komisi DPR Fraksi PKS Mulyanto. (ist)
Teks Foto : Anggota Komisi DPR Fraksi PKS Mulyanto. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beredarnya telepon genggam (HP) dengan baterai energi nuklir dari China ditanggapi anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto yang minta Badan Pengawas Nuklir Nasional (Bapeten) lakukan upaya antisipasi. 

"Bapeten perlu melakukan uji keamanan dan kelayakan penggunaan baterai nuklir tersebut sebelum dipasarkan kepada masyarakat," kata Mulyanto di Jakarta, Rabu (17/1/2023).

Walau diklaim aman oleh produsennya, Mulyanto menilai penggunaan nuklir pada perangkat kerja sehari-hari sangat berbahaya.

Setidaknya ada dua masalah yang perlu menjadi perhatian serius, yakni kemungkinan kebocoran baterai dan pengelolaan limbah baterai yang mengandung nuklir.

"Otoritas pengawas nuklir nasional kita secara independen dan obyektif harus bisa memastikan keamanan produk ini bagi masyarakat Indonesia. Karena pengguna handphone produk China di Indonesia sangat besar," kata anggota DPR dari daerah pemilihan Tangerang Raya.

Dua hal tersebut sangat krusial untuk dipastikan oleh Bapeten, dalam rangka melindungi masyarakat.

"Karena pancaran radiasi dari isotop yang digunakan dalam hp tersebut baru meluruh setengahnya setelah 100 tahun. Apalagi penggunaannya menempel di telinga," terang Mulyanto. 

Mulyanto berharap Pemerintah tidak grasa-grusu memberikan izin masuk produk dengan nuklir ini.

Ia melihat perlu ada kajian lebih lanjut terkait keamanan dan keselamatan penggunaan HP nuklir ini.

Pemerintah jangan hanya melihat dari aspek bisnis tapi juga harus melihat dari aspek kesehatan masyarakat dan keamanan lingkungan secara umum. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Agus Johara
Editor: Sumiyati
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT