“Tumben Bro, pergi begitu saja, biasanya tak lupa salaman sebelum kita berpisah,” sindir Heri kepada sohibnya, Mas Bro dan Yudi, usai maksi bersama di warteg langganan.
“Oh maaf, karena lagi buru – buru, sampai lupa salaman, “ jawab Mas Bro.
“Memang kalian berdua mau kemana?” tanya Heri lagi.
“Ada deh..mau tahu aja,” ujar Yudi.
“Iya salim dulu dong dengan sohib, biar selamat dalam perjalanan dan lancar urusannya,” kata Heri mengingatkan.
“Oke, kita salaman. Kami pergi dulu ya..” ujar Mas Bro.
“Oke, hati – hati di jalan. Kalau sukses jangan lupa bagi – bagi,” kata Heri melepas kedua sohibnya pergi.
“Kalian bertiga memang kompak ya,” celetuk Ayu Bahari, pemilik warteg.
“Ya begitulah. Meski kami bertiga bukan satu kantor, tetapi saling peduli. Kami kompak juga karena sering makan siang bersama di warteg ini. Bisa saling curhat, dan sharing apa saja,” kata Heri.
“Iya. Saya melihat kalian bertiga bukan hanya sebagai teman, tetapi sudah seperti keluarga,” kata Ayu.
“Kita sesama manusia harus saling peduli, saling bantu. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Punya duit banyak juga perlu teman, apalagi duit cekak,” kata Heri.
“Eh,, ngomong – ngomong soal salaman lagi heboh di dunia maya,” kata Ayu.
“Wah rupanya mengikuti juga soal berita debat capres,” kata Heri.
“Iya kan banyak disorot momen kedua capres, Anies dan Prabowo yang tidak bersalaman selesai debat, sementara Ganjar bersalaman dengan Anies dan Prabowo,” tambah Ayu Bahari.
“Itu sepertinya kebetulan saja , usai debat keduanya tidak saling bertemu sehingga tidak sempat bersalaman,” kata Heri.
“Tapi biasanya ada momen yang disediakan untuk saling bersalaman sebelum ketiga capres meninggalkan panggung debat,” tanya Ayu.
“Iya biasanya begitu, saling bersalaman, bila perlu berangkulan untuk menunjukkan debat, meski tensi panas, tetapi berakhir dengan damai,” jelas Heri.
“Bersalaman cerminan saling memahami, mengerti dan ungkapan saling memaafkan, saling menghormati. Juga mempererat pertemanan dan persaudaraan,” tambah Ayu.
“Setuju Yu. Makanya ketika tadi kedua sohib lupa salaman ketika mau pergi, saya ingatkan,” urai Heri. ( joko lestari)