DALAM dunia politik, dikenal istilah kawan seperjuangan. Meski kawan bisa menjadi lawan dan lawan pun bisa berubah menjadi kawan, tetapi senantiasa mencari kawan adalah hal yang utama.
Menjadi aneh, jika dalam berpolitik selalu mencari – cari musuh, bukan memperbanyak kawan dalam upaya menguatkan perjuangan bagi kemaslahatan umat.
Sejarah telah membuktikan kebersamaan lebih cepat mrantasi gawe, ketimbang dikerjakan sendiri - sendiri.
“Indonesia merdeka karena perjuangan yang dilakukan secara bersama – sama, dengan satu tekad dan satu tujuan yang sama,meski berbeda latar belakang” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Berkoalisi bagian dari membangun kebersamaan. Meski beda parpol, tetapi punya maksud dan tujuan yang sama, pandangan yang sama dalam menghadapi pemilu, utamanya pilpres,” kata mas Bro.
“Tetapi mengapa banyak koalisi?,” tanya Heri.
“Ya, karena di tengah kebersamaan, tetap menghargai adanya perbedaan terhadap parpol lain yang bergabung membangun koalisi sendiri,” kata Yudi.
“Yang patut dicatat, meski beda koalisi, tetapi punya tujuan sama, membangun bangsa ke depan lebih baik lagi,” kata mas Bro.
“Masing – masing koalisi sekarang sedang berkopetisi memenangkan pilpres. Siapa pun pemenangnya adalah presiden kita semua, presiden seluruh rakyat Indonesia,” ujar Yudi.
“Lantas yang kalah gimana,” tanya Heri.
“Yang kalah harus legowo,” kata Yudi.
“Yang menang bagaimana?,” tanya Heri lagi.
“Yang menang harus menghormati yang kalah.Ingat kemenangan didapatkan karena ada yang kalah. Karenanya yang kalah harus dirangkul untuk dijadikan kawan seperjuangan menggapai tujuan bersama,” ujar mas Bro.
“Kalau nggak mau bergabung menjadi kawan seperjuangan, bagaimana?,” tanya Yudi.
“Itu pun harus dihargai, karena boleh jadi ingin meneruskan perjuangan membangun bangsa dengan caranya sendiri,” jelas mas Bro.
“Iya juga, kan sama – sama berjuang untuk rakyat. Yang satu di sini, yang satunya lagi di sana, yang lain bisa di sono. Toh tujuan akhirnya sama, demi masa depan bangsa yang lebih baik lagi,” kata Heri.
“Yang penting judulnya marilah berjuang bersama- sama,” kat Yudi.(joko lestari).