Teks Foto: Tempat produksi tahu tempe di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. (Pandi)

Jakarta

Harga Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu Tempe di Semanan Kurangi Jumlah Produksi

Rabu 27 Des 2023, 17:01 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Harga kedelai yang mahal mengakibatkan pengrajin tahu dan tempe di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, tidak bisa memproduksi banyak.

Bahkan beberapa penjual terpaksa tutup toko.

Pantauan di lokasi beberapa penjual tahu dan tempe rumahan terpaksa tutup.

Beberapa diantara pedagang hanya memproduksi sebagian saja.

Sekretaris Pengawas Primer Koperasi Tempe TahuI Indonesia (Primkopti), Suparman mengatakan sudah satu mingguan ini home industri tahu tempe di kawasan ini mulai mengurangi produksi karena kelangkaan kedelai.

"Kelangkaan sudah satu minggu ini, karena tidak ada bahan baku," katanya kepada wartawan di lokasi, Rabu (27/12/2023).

Suparman berujar jika kelangkaan kedelai dikarenakan adanya hambatan ekspor barang.

Sehingga terjadi kelangkaan kedelai yang berdampak terhadap pengrajin tahu dan tempe.

"Yang saya tau infonya, kelangkaan terjadi karena kapal tidak bisa menepi, bersandar, karena terjadi kedangkalan," paparnya.

Tak hanya kelangkaan, naiknya harga kedelai semakin mencekik para pengrajin tahu dan tempe.

Akibatnya pengrajin terpaksa mengurangi jumlah produksi yang dihasilkan.

Suparman sendiri yang juga memproduksi tempe terpaksa mengurangi jumlah prduksi.

Biasanya per hari ia memproduksi tempe sebanyak 3 kwintal, kini hanya 1,5 kwintal.

"Terpaksa dikurangi jumlah produksinya, ya barangnya juga gak ada. Harganya juga sekarang naik. Bagi pengrajin tempe tahu kenaikan harga bahan baku walaupun sedikit itu sangat berpengaruh," tuturnya.

Saat ini, kata Suparman, harga bahan baku kedelai per kwintal sekarang ini mencapai Rp1.250.000.

Harga itu naik Rp100 ribu dari harga biasanya yakni Rp1.150.000 per kwintal.

"Itu harga di sini, kalau di tempat lain udah Rp1,5 juta," ucapnya.

Lebih jauh, Suparman berujar jika kelangkaan hingga kenaikan kedelai membuat 20 persen penjual tahu tempe rumahan di kawasan Semanan ini tutup toko.

Sementara, sebagian lainnya hanya memproduksi setengah dari biasanya. Itupun yang diproduksi hanya untuk memenuhi pesanan saja.

"Di sini ada 700 pengrajin tempe dan tahu. Yang tutup sebagian. Sekitar 20 persen gak produksi. Sebagian hanya produksi sedikit saja untuk memenuhi pesanan aja," paparnya.

Suparman dalam hal ini sangat berharap banyak dari pemerintah.

Apalagi dalam kasus ini berdampak kepada produksi bahan pangan yang memang menjadi kebutuhan sehari-hari.

Tempe dan tahu menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Selain harganya yang murah, tahu dan tempe juga sangat baik dikonsumsi karena kandungan gizinya. (Pandi)

Tags:
Harga Kedelaiharga-kedelai-mahalPengrajin Tahu TempeTempe

Pandi Ramedhan

Reporter

Administrator

Editor