Harga komoditas pangan jelang Natal menunjukkan tren peningkatan seperti beras, telur, bawang, cabai, tepung terigu dan beberapa jenis ikan, misalnya ikan kembung, tongkol. Harga jagung juga naik.
“Bukan hal yang aneh setiap jelang Nataru dan Lebaran, harga komoditas pangan cenderung naik,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.
“Iya sih lazim terjadi, di antaranya karena lonjakan permintaan atas komoditas tertentu,” tambah Yudi.
“Tetapi sekecil apa pun, kenaikan harus tetap diantisipasi. Yang namanya kenaikan pastinya akan menambah beban kebutuhan, apalagi rakyat kecil seperti kita – kita ini,” ujar Mas Bro.
“Bukan itu saja, mahalnya harga pangan akan mendongkrak laju inflasi, yang pada gilirannya akan menurunkan daya beli,” tambah Heri.
“Betul juga, kalau harga mahal, bagaimana kita mau beli. Harga murah saja, kadang kita masih sulit beli karena uang tidak mencukupi,” kata Yudi.
“Yang repot lagi, sudah harganya mahal, barangnya langka. Semoga kondisi seperti ini tidak terjadi. Itu harapan saya,” kata Mas Bro.
“Kalau itu harapan kita semua Bro, harapan rakyat. Lebih – lebih di tahun politik sekarang ini,” kata Heri.
“Suhu politik boleh memanas, tetapi harga jangan tetaplah adem, biar rakyat ayem. Kalau situasi situasi ekonomi ikut memanas, bisa repot,” urai Yudi.
“Cukup beralasan jika diwanti –wanti agar pengendalian harga terus dilakukan pemerintah. Tingginya harga pangan menjadi pekerjaan rumah yang harus diatasi dalam mengendalikan inflasi, baik saat ini maupun ke depan,” kata Mas Bro.
“Berarti pengendalian harga pangan wajib dilakukan, karena menjadi pekerjaan rumah, siapa pun pemenang pilpres tahun depan,” kata Heri.
“Bukan hanya soal harga pangan, tetapi bagaimana mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan di negeri kita,” ujar Yudi.
“Itulah gagasan yang sekarang sedang dirumuskan oleh masing – masing paslon melalui visi dan misinya,” urai Heri.
“Gagasan sedang diadu, lewat agenda debat capres – cawapres. Siapa pemenang sesungguhnya kita lihat nanti saat pencoblosan,” ujar Mas Bro. (joko lestari)