SERANG, POSKOTA.CO.ID - Komnas Perlindungan Anak (PA) mendata ada 400 anak yang menjadi korban kekerasan seksual dari Januari hingga Agustus 2023.
Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah minimnya pendidikan seks terhadap anak-anak. Sehingga mereka tidak tahu organ tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain.
Pjs Ketua Umum Komnas PA, Lia Latifah mengatakan, pendidikan seks untuk memberikan edukasi tentang anatomi tubuh agar lebih peka terhadap bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.
Menurutnya, minimnya pendidikan seks akibat kerap disalahpahami sebagai pengetahuan tentang berhubungan seksual. Padahal, pembahasannya tentang bagian tubuh, terutama bagian intim, yang meliputi jenis kelamin, fungsi, serta bagaimana merawatnya.
"Yang terjadi selama ini, dari ratusan kasus kekerasan seksual pada anak, tidak ada satu pun dari mereka yang pernah mendapatkan pendidikan seksual," katanya, Jumat (15/12/2023).
Hal itu dibuktikan dengan 400 kasus anak mendapat kekerasan seksual yang ditangani Komnas PA, yang tidak pernah diedukasi tentang organ tubuh yang vital.
"Data Komnas Perlindungan Anak dari Januari hingga Agustus 2023 ada 400 lebih anak yang jadi korban kekerasan seksual dan tidak ada satu pun yang pernah mendapatkan pendidikan seks," ucapnya.
Ia menerangkan, pendidikan seksual bisa diberikan kepada anak mulai dari usia dua tahun atau ketika mereka sudah mampu berbicara.
Untuk itu, pihaknya mendorong Kemendikbud Ristek agar mewajibkan adanya pelajaran tentang edukasi seks di sekolah.
Alasannya, masih banyak sekolah yang menganggap pendidikan seks sebagai sesuatu yang tabu dan tidak boleh dibicarakan.
"Padahal, anak-anak sendiri kadang sudah tahu pornografi itu apa, berhubungan seksual itu apa, entah dari internet, dari teman, atau yang lainnya. Makanya pemikiran ini harus diubah," jelasnya.